Sabtu 08 Aug 2020 11:32 WIB

Saham Perusahaan China yang Tercatat di Bursa AS Rontok

Trump mengeluarkan perintah eksekutif melarang transaksi dengan TikTok dan Wechat

Pasar saham/Ilustrasi
Foto: corbis.com
Pasar saham/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Saham-saham perusahaan China yang tercatat di bursa AS jatuh pada Jumat (8/8), sehari setelah Presiden Donald Trump mengumumkan larangan transaksi-transaksi AS dengan pemilik aplikasi perpesanan WeChat yang berbasis di China dan aplikasi berbagi video TikTok. Kebijakan Trump tersebut meningkatkan ketegangan antara kedua negara.

Perintah eksekutif akan efektif dalam 45 hari dan datang setelah pemerintahan Trump mengatakan minggu ini bahwa mereka meningkatkan upaya-upaya untuk membersihkan aplikasi China yang "tidak tepercaya" dari jaringan digital Amerika Serikat.

Baca Juga

Tencent Holdings Ltd memiliki aplikasi WeChat yang populer, sedangkan ByteDance adalah pemilik aplikasi berbagi video pendek TikTok.

Saham perusahaan-perusahaan China yang tercatat di AS lainnya yang didukung oleh Tencent, termasuk JD.com, Huya Inc. dan Nio Inc. turun antara 0,5 persen dan 3,8 persen.

“(Ada) beberapa perusahaan dan kebijakan yang sangat spesifik disebutkan dan tampaknya seperti kalimat pepatah di pasir,” kata Eric Freedman, kepala investasi di U.S. Bank Wealth Management di Minneapolis.

Kementerian luar negeri China mengambil sikap keras terhadap perintah eksekutif tersebut, dengan mengatakan akan membela kepentingan bisnis China dan memperingatkan bahwa Amerika Serikat harus "menanggung konsekuensi" dari tindakannya.

Tencent telah berinvestasi di beberapa perusahaan China, Amerika dan Eropa, termasuk Tesla Inc dan pencipta “Call of Duty” Activision Blizzard Inc. TikTok mendapat kecaman dari anggota parlemen AS atas masalah keamanan nasional seputar pengumpulan data.

“Jelas, ini adalah peningkatan besar dari ketegangan antara AS dan China yang dimulai dengan Huawei beberapa tahun lalu dan kini telah merambah aplikasi konsumen,” kata analis Wedbush, Dan Ives.

Aplikasi video populer itu mengatakan "dikejutkan" oleh perintah eksekutif dan menambahkan bahwa mereka akan mencari semua tindakan untuk "memastikan bahwa supremasi hukum tidak dikesampingkan."

Reuters pada Minggu melaporkan bahwa Trump telah memberi Microsoft Corp 45 hari untuk menyelesaikan pembelian operasi TikTok di Amerika Serikat.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement