REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VI menyalurkan bantuan modal usaha kepada 23 pangkalan gas elpiji senilai Rp 2 miliar, Rabu (22/7). Penyaluran tersebut merupakan realisasi dari program Pinky Movement, yaitu program bantuan pinjaman modal kepada pangkalan elpiji untuk mengembangkan usaha mereka dalam mendistribusikan elpiji untuk kebutuhan masyarakat.
Region Manager Retail Sales VI, Aji Anom menyampaikan bahwa melalui Pinky Movement bertujuan untuk mendorong peningkatan kemampuan modal pangkalan elpiji dan diharapkan semakin memudahkan masyarakat untuk menjangkau Bright Gas untuk kebutuhan sehari-hari. “Program ini tidak hanya untuk mendorong pertumbuhan skala bisnis Agen dan Pangkalan ekpiji sebagai mitra Pertamina, namun juga secara tidak langsung akan berdampak untuk masyarakat,” lanjut Anom.
Dalam kegiatan penyaluran simbolis bantuan Pinky Movement tersebut, Roberth M.V. Dumatubun selaku Region Manager Comm, Rel & CSR Kalimantan menyampaikan bahwa total bantuan pinjaman modal usaha yang disalurkan pada tahap I ini senilai Rp 2.105.000.000,- yang diterima oleh 23 pangkalan elpiji yang tersebar di wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat.
“Pandemi Covid-19 ini berdampak cukup besar untuk ekonomi masyarakat, sehingga melalui Pinky Movement diharapkan bisa menolong pangkalan LPG sebagai bagian dari jalur distribusi produk elpiji Pertamina untuk bangkit dan mendorong percepatan pemulihan ekonomi,” ujar Roberth.
Roberth juga mengatakan bahwa hingga saat ini Pertamina sudah menyalurkan bantuan modal usaha senilai Rp 2,5 miliar dan saat ini tahap komitmen bantuan modal usaha sebesar Rp 5,7 miliar. “Dalam waktu dekat kami kembali akan menyalurkan bantuan modal usaha dari berbagai UKM dan Pangkalan elpiji senilai Rp 5,7 miliar, sehingga total yang akan disalurkan pada Agustus mendatang senilai lebih dari Rp 8 miliar,” ungkap Roberth dalam siaran persnya.
Roberth juga mendorong masyarakat pelaku UKM di Kalimantan untuk menjadi Mitra Binaan Pertamina agar bisa mendapatkan bantuan pinjaman modal untuk pengembangan usaha. Menurut Roberth, selain bisa mendapatkan pinjaman modal usaha hingga mencapai Rp 200 juta, jasa administrasi yang rendah dan kesempatan mengikuti berbagai kegiatan pelatihan, promosi dan pameran UKM binaan.