REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (17/7) pagi bergerak melemah. Pelemahan rupiah seiring kekhawatiran pasar bahwa pemulihan ekonomi bakal terhambat akibat masih terus meningkatnya kasus positif Covid-19.
Pada pukul 09.39 WIB, rupiah melemah 92 poin atau 0,63 persen menjadi Rp14.717 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.625 per dolar AS. Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat (17/7), mengatakan sentimen pasar keuangan pagi ini secara umum masih terlihat negatif.
"Tekanan terjadi di aset-aset berisiko seperti sebagian indeks saham Asia dan sebagian nilai tukar regional yang masih melemah terhadap dolar AS," ujarnya.
Menurut Ariston, kekhawatiran masih belum lepas di pasar keuangan. Memburuknya hubungan AS-China dan terus meningkatnya penularan Covid-19, dikhawatirkan akan menghambat pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung.
Sebelumnya, data-data ekonomi yang dirilis baru-baru ini seperti data PDB China kuartal II 2020 dan data penjualan ritel AS Juni 2020, mengindikasikan ekonomi mulai bertumbuh. "Sentimen tersebut bisa mendorong pelemahan rupiah hari ini meskipun BI kembali melonggarkan kebijakan moneternya untuk membantu pemulihan ekonomi Indonesia," kata Ariston.
Ia memperkirakan rupiah berpotensi melemah ke arah Rp 14.750 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp 14.500 per dolar AS. Pada Kamis (16/7) kemarin, rupiah ditutup melemah 37 poin atau 0,26 persen menjadi Rp 14.625 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.588 per dolar AS.