Jumat 17 Jul 2020 03:10 WIB

Penjualan Pupuk Indonesia Tumbuh Sepanjang Semester I 2020

Pupuk Indonesia memiliki komitmen menjaga ketersediaan kebutuhan pupuk di dalam neger

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Agus Yulianto
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat
Foto: Republika/Maspril Aries
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia (Persero) membukukan total penjualan pupuk mencapai 7.151.040 ton sepanjang semester I 2020 atau tumbuh 12,5 persen dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar 6.250.499 ton. Produk pupuk tersebut terdiri atas Urea, NPK, SP-36, ZA, ZK, KCL dan Organik.

Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat mengatakan, total penjualan tersebut terdiri dari pupuk Public Service Obligation (PSO) yang diperuntukan bagi petani penerima subsidi berdasarkan sistem e-RDKK sebesar 4.762.673 ton atau setara 59,9 persen dari target RKAP dan pupuk non-PSO sebesar 2.388.367 ton atau setara 52,2 persen dari target.

Aas menyampaikan, penjualan pupuk PSO tersebut merupakan cerminan dari realisasi penyaluran pupuk bersubsidi yang dilaksanakan Pupuk Indonesia bersama lima anak usahanya yang merupakan produsen pupuk, yakni PT Pupuk Kujang, PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Sriwidjaja, PT Pupuk Kaltim dan PT Pupuk Iskandar Muda.

"Melalui produsen pupuk yang berada dalam koordinasi kami, Pupuk Indonesia terus mengoptimalkan proses distribusi pupuk bersubsidi kepada petani agar tetap berjalan lancar dan sesuai dengan alokasi yang telah ditetapkan Kementerian Pertanian," ucap Aas di Jakarta, Kamis (16/7).

Aas memerinci penjualan Pupuk PSO terdiri atas Urea sebesar 2.172.966 ton, SP-36 sebesar 360.881 ton, ZA 443.703 ton, NPK 1.503.002 ton dan organik sebesar 282.122 ton. Sementara penjualan pupuk non-PSO terdiri atas penjualan dalam negeri sebesar 1.022.563 ton dan penjualan luar negeri atau ekspor sebesar 1.365.803 ton.

"Total penjualan pupuk non-PSO tersebut naik 31,7 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 1.629.215 ton," ungkap Aas.

Kendati demikian, Aas menegaskan, Pupuk Indonesia memiliki komitmen tinggi dalam menjaga ketersediaan pupuk guna memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Ekspor sendiri hanya bisa dilakukan apabila kebutuhan dalam negeri sudah terpenuhi, khususnya untuk sektor pangan dan pupuk bersubsidi.

"Para produsen pupuk sebisa mungkin terus melakukan penjualan ekspor guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dengan menyumbang devisa negara dan  memperkuat nilai rupiah, namun dengan tetap mengutamakan pemenuhan pupuk dalam negeri," kata Aas.

Pupuk Indonesia, lanjut Aas, juga mencatatkan penjualan dari sektor non pupuk sebesar 510.381 ton. Angka tersebut sedikit lebih tinggi dibanding capaian periode sama tahun lalu sebesar 504.882 ton. Sepanjang semester I 2020, ucap Aas, perseroan membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 38,38 triliun atau setara 50,8 persen dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2020 yang sebesar Rp 75,5 triliun.

"Capaian pendapatan semester I 2020 ini meningkat dibandingkan capaian pendapatan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 34,8 triliun," ucap Aas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement