Kamis 16 Jul 2020 10:26 WIB

BI: Giro dan Deposito Dorong Pertumbuhan DPK Kuartal III

Pertumbuhan DPK pada instrumen tabungan mengalami perlambatan.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Bank Indonesia (BI) memperkirakan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan masih tumbuh positif pada kuartal III 2020.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Bank Indonesia (BI) memperkirakan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan masih tumbuh positif pada kuartal III 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan masih tumbuh positif pada kuartal III 2020. Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 78,1 persen atau lebih tinggi dibandingkan pada kuartal sebelumnya sebesar 44 persen.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko mengatakan peningkatan penghimpunan DPK terjadi pada jenis instrumen giro dan deposito. Adapun masing-masing terindikasi dari nilai SBT sebesar 39,4 persen dan 64,8 persen atau lebih tinggi dibandingkan pada kuartal sebelumnya sebesar 27,8 persen dan 41,6 persen.

Baca Juga

“Pertumbuhan DPK pada instrumen tabungan mengalami perlambatan, terindikasi dari nilai SBT sebesar 60,9 persen pada kuartal tiga 2020, lebih rendah dibandingkan pada kuartal sebelumnya sebesar 85,7 persen” ujarnya dalam survei perbankan Bank Indonesia, Kamis (16/7).

Kemudian berdasarkan survei perbankan Bank Indonesia, rata-rata biaya yang dikeluarkan bank atas dana nasabah yang ditempatkan atau Cost of Fund (CoF) dalam rupiah diperkirakan turun sebesar 22 basis poin menjadi 5,38 persen. Sedangkan biaya dana yang dioperasionalkan oleh perbankan untuk pendapatan atau Cost of Loanable Fund (CoLF) dalam rupiah juga diperkirakan turun sembilan basis poin menjadi 8,20 persen.

Penurunan tersebut sejalan dengan rata-rata suku bunga kredit modal kerja dan kredit investasi masing-masing delapan basis poin dan enam basis poin dari kuartal tiga 2019 menjadi 10,72 persen dan 10,75 persen. Hal ini diikutu suku bunga kredit turun sebesar tiga basis poin menjadi 12,93 persen.

“Jenis kredit konsumsi penurunan suku bunga terbesar terjadi pada kartu kredit sebesar 20 basis poin, diikuti kredit kendaraan bermotor dan kredit multiguna masing-masing sebesar 12 basis poin dan enam basis poin,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement