REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Gas Negara (PGN) ingin kedepan PGN menjadi satu satunya pengusaha gas di sisi hilir. Direktur Utama PGN, Suko Hartono menjelaskan dengan menjadi agregator usaha gas maka bisa menjamin pasokan dan supply gas untuk pelanggan.
Suko menjelaskan saat ini PGN menguasai hampi 97 persen infrastruktur gas di Indonesia. Ketika harga di hulu dan di hilir sudah dipatok oleh pemerintah, maka untuk bisa memberikan ruang gerak lebih kepada PGN, menjadi agregator usaha gas bisa menjadi salah satu terobosan.
"Karena infra sudah kami kuasai 97 persen. Harga hilir dan hulu sudah diatur, ya sekalian aja kami jadi agregator. Jadi ini lebih ke kepastian jaminan supply," ujar Suko di Komisi VII DPR RI, Senin (6/7).
Suko menjelaskan dengan menjadi agregator usaha gas maka dari sisi hulu PGN mendapatkan kepastian untuk pasokan gas. Ini juga bermanfaat bagi para KKKS yang hendak mengembangkan lapangan gas. Dengan menjadi agregator maka KKKS bisa mendapatkan kepastian anchor buyer dari eksplorasinya.
"Dari sisi hulu, akan dapat kepastian kalau mereka eksplorasi ada pembelinya, PGN nih. Nah, kami bisa jadi jembatan hulu dan hilir. Karena infra terintegrasi maka kami berharap efisiensi dan pengangkutan juga lebih murah," ujar Suko.
Ia juga menjelaskan dengan adanya jembatan ini dan peran lebih kepada PGN maka kedepan PGN bisa memberikan kontribusi lebih kepada masyarakat.
"Itu konsepnya. Itu jadinya perlu dukungan dari pemerintah dan DPR. Ini penting. Karena kami dianggap karena TBK, 43 persen adalah kepemilikan saham publik, coba kami lihat 43 persen ini, asing gak lebih dari 15-20 persen saja. Terbesar sudah domestik. Kalau PGN tumbuh baik, kan yang menikmati adalah rakyat indonesia," ujar Suko.