Sabtu 10 May 2025 17:38 WIB

WKU Kadin Saleh Husin: Pemerintah Belum Seirama dalam Implementasi Suplai Gas untuk Industri

Kadin berharap Presiden sesekali sidak ke industri pengguna gas secara diam-diam.

Wakil Ketua Umum Kadin Perindustrian Saleh Husin menyayangkan masih sulitnya pasokan gas yang memadai untuk industri dalam negeri.
Foto: Dok Kadin
Wakil Ketua Umum Kadin Perindustrian Saleh Husin menyayangkan masih sulitnya pasokan gas yang memadai untuk industri dalam negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah dalam hal ini Presiden Prabowo Subianto terus menggenjot melalui berbagai cara guna menarik investasi, termasuk merawat dan mendorong industri dalam negeri terus tumbuh berkembang walau situasi ekonomi global terus bergejolak.

Namun sangat disayangkan di dalam pemerintahnya sendiri, baik kementerian dan lembaga terutama di level pelaksana lapangan belum satu irama. Ini tecermin dengan masih sulitnnya mendapatkan pasokan gas yang memadai untuk industri di dalam negeri.

Beberapa pelaku bidang industri pengguna gas yang tergabung dalam Kadin bidang perindustrian sudah mengeluh terkait bagaiman sulitnya mendapatkan pasokan alokasi gas untuk industri. Padahal pabriknya berada di pusat-pusat industri itu berada seperti di Jawa Barat dan Jawa Timur bagaimana dengan yang di luar pulau jawa.

"Jadi saya melihat sepertinya di tataran implementasi di lapangan mereka masih belum rela harga gas untuk industri ditentukan dengan harga yang dipatok pemerintah pusat sehingga suplainya ya dengan berbagai cara dipersulit dengan berbagai alasan. Jadi ego sektoralnya masih sangat kuat dan mereka tidak berpikir dampaknya secara nasional hanya berpikir sektornya saja," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Perindustrian Saleh Husin di Jakarta, Sabtu (10/5/2025).

Untuk itu, ia sangat berharap Presiden Prabowo coba sesekali sidak ke industri pengguna gas secara diam-diam sehingga dapat mengetahui langsung apa yang sebenarnya terjadi. Karena selama ini dibiarkan berlarut-larut, jangan berharap capaian ekonomi tumbuh 8 persen.

Menurut dia, hal ini sudah bisa dilihat bersama sebagaimana yang telah dirilis Biro Pusat Statistik kemarin di mana pertumbuhan ekonomi kuartal 1 2025 hanya tumbuh 4,87 persen.

"Saya kasihan melihat Bapak Presiden Prabowo yang begitu berapi-api ingin Indonesia maju tetapi sayang tidak didukung para pengambil keputusan di lapangan dalam hal suplai alokasi gas untuk industri yang tidak seirama dengan Bapak Presiden Prabowo," ujar Husin, mantan Ketua MWA UI ini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement