REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kamar Dagang Amerika Serikat (AS) serta lebih dari 40 asosiasi dagang mendesak Pemerintah AS untuk meningkatkan implementasi kesepakatan dagang fase pertama antara AS dan China.
Dalam sebuah surat resmi kepada Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, perwakilan kementerian perdagangan AS Robert Lightizer dan Wakil Perdana Menteri China Liu He, asosiasi meminta China meningkatkan pembelian produk dan layanan dari AS.
Asosiasi juga mengatakan keberhasilan melawan dampak Covid-19 serta menjaga pertumbuhan global ditentukan juga oleh keberhasilan dalam mengimplementasikan kesepakatan dagang AS-China. Dalam kesepakatan itu, China setuju untuk membeli produk-produk dan layanan AS senilai 200 miliar dolar AS selama dua tahun ke depan.
Kamar Dagang dan Industri AS untuk Wilayah China Jeremie Waterman mengatakan, China membutuhkan waktu bertahap untuk membeli produk dan layanan AS. Sebab ekonomi negara tersebut baru saja mulai bangkit kembali dari tekanan Covid-19. Meski demikian China sudah beberapa kali membeli produk pertanian AS.
"Ada sejumlah area dimana kita melihat hanya ada sedikit progres pembelian. Tapi kita harus melihatnya secara kritis bahwa kedua belah pihak sedang meningkatkan usahanya," kata Waterman dikutip Reuters, Selasa (7/7).
Ketegangan antara AS dan China meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Naiknya tensi antara dua negara adidaya tersebut dimulai ketika merebaknya Covid-19 serta disahkannya undang-undang keamanan nasional baru yang membatasi otonomi Hong Kong.
Kemarin, Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows mengatakan, Presiden AS mempertimbangkan beberapa perintah eksekutif yang menargetkan China dan sektor manufaktur. Namun tidak ada kejelasan lebih rinci terkait hal tersebut.
Asosiasi sendiri merekomendasikan beberapa pembelian spesifik dalam lampiran surat kepada para pejabat negara. Di antaranya peningkatan pembelian untuk komponen pesawat terbang, mobil, perangkat medis serta produk energi dari AS.