Rabu 23 Apr 2025 14:11 WIB

Hadapi Tantangan Global, IBC Dorong Negara Asia-Afrika Perkuat Kerja Sama

Ini sebagai langkah strategis menghadapi dampak ketegangan perdagangan global.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Ahmad Fikri Noor
Ketua Dewan Pengawas Indonesian Business Council (IBC), Arsjad Rasjid.
Foto: Antara
Ketua Dewan Pengawas Indonesian Business Council (IBC), Arsjad Rasjid.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi CEO dan Pemimpin Bisnis/Industri di Indonesia (Indonesian Business Council/IBC) mendorong penguatan kerja sama bisnis antara negara-negara di wilayah Asia dan Afrika. Ini sebagai langkah strategis menghadapi dampak ketegangan perdagangan global.

Ketua Dewan Pengawas IBC, Arsjad Rasjid menyebut perekonomian di kedua kawasan memiliki potensi sangat besar dari sisi kontribusi PDB dan laju pertumbuhan. Sehingga kerjasama yang solid akan mengimbangi ketidakpastian global. Ia menyampaikan, hal itu dalam dialog bersama perwakilan negara-negara Asia dan Afrika, Selasa (22/4/2025). Dialog tersebut terkait peringatan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika Bandung, beberapa dekade lalu.

Baca Juga

"Indonesia harus aktif merespons tantangan perdagangan internasional melalui diversifikasi kemitraan ekonomi. Asia dan Afrika bukan hanya pasar baru, melainkan mitra strategis dengan kedekatan sejarah, ideologi, dan tujuan yang selaras dengan Indonesia,” kata Arsjad, dikutip Rabu (23/4/2025).

Ia menggarisbawahi peran Afrika sebagai mitra strategis bagi Indonesia. Kawasan ini

memiliki prospek besar dalam hal bonus demografi serta potensi energi terbarukan. Sedangkan Asia telah lebih dulu mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat melalui perdagangan dan industrialisasi.

IBC meminta agar pemerintah negara-negara di Asia dan Afrika menguatkan komitmen untuk membangun tatanan dunia yang stabil, adil, dan damai. Sehingga perekonomian dunia dapat tumbuh dan berkembang dalam iklim kompetisi yang sehat.

Pelaku bisnis Indonesia menunjukkan minat dan keinginan untuk melakukan ekspansi usahanya. Tidak hanya di pasar Asia, tapi juga di Afrika. Karena itu IBC mengambil langkah konkret sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk memperluas mitra dagang dan investasi.

Pada dialog tersebut, IBC mempertemukan pemangku kepentingan dengan pelaku bisnis untuk menjajaki peluang kerjasama di berbagai sektor. IBC mengharapkan niatan ini akan mendapatkan dukungan dari pemerintah. “Saat ini merupakan momentum yang sangat baik karena kondisi ekonomi global memaksa pelaku bisnis untuk diversifikasi dan mencari lebih banyak mitra dagang baru,” kata Arsjad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement