REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk mengatakan proyek jaringan gas (jargas) rumah tangga bisa memberikan penghematan di segala sektor, terutama belanja masyarakat. Penghematan menggunakan jargas alih-alih elpiji bisa mencapai miliaran rupiah.
Direktur Utama PGN, Suko Hartono menjelaskan dengan menggunakan jargas belanja masyarakat bisa berhemat hingga Rp 300 miliar per tahun. "Penghematan belanja masyarakat kurang lebih 300 miliar rupiah per tahun. Penghematan ini jika dibandingkan mereka memakai elpiji," ujar Suko di Komisi VII DPR RI, Senin (6/7).
Suko juga menjelaskan selain penghematan masyarakat, dengan penggunaan jargas pemerintah juga bisa menghemat impor elpiji hingga 13,27 juta dolar AS per tahun. Dengan menghemat impor elpiji maka artinya pemerintah juga berhemat anggaran subsidi hingga Rp 3,3 triliun per tahun.
"Hari ini pipa transmisi 4.752 km. Penambahan bisa mencapai 741 km. Jadi proyeksi 5.000-an. Daerah yang sudah terbangun pipa transmisi nanti akan ada pipa pipa distribusi. Ada lingkaran hijau mudah itu dikembangkan. Mulai dari eksisting maupun wilayah baru seperti di Jateng, kendal. Kota semarang, demak dan batang," ujar Suko.
PGN saat ini telah mengelola lebih dari 390 ribu sambungan rumah tangga Jargas yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia dengan panjang pipa lebih dari 3.800 km. Dalam mencapai Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yaitu sebesar 4,7 juta SR sampai dengan tahun 2025, PGN dan Kementerian ESDM telah menyusun beberapa program jargas, tidak hanya didanai melalui APBN akan tetapi juga dana internal PGN dan KPBU.
Adapun tahun 2020 akan dilakukan pengembangan jaringan dengan APBN sebanyak sekitar 266 Ribu Sambungan di 49 kabupaten/kota dan jargas mandiri dana PGN sebanyak 500 ribu Sambungan pada tahun 2020-2021.