REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mandiri Syariah menjamin pelayanan terhadap nasabah akan tetap baik di tengah proses penggabungan bank-bank syariah anak usaha bank BUMN. Sekretaris Perusahaan Mandiri Syariah, Ahmad Reza mengatakan merger juga akan membawa pelayanan yang lebih baik.
"Tentunya hal ini menguntungkan nasabah dan kami menjamin pelayanan Mandiri Syariah terhadap nasabah akan tetap optimal," katanya pada Republika.co.id, Ahad (5/7).
Seiring dengan proses merger, Mandiri Syariah juga akan terus meningkatkan kinerja perusahaan. Tahun ini, Mandiri Syariah tetap menargetkan pertumbuhan bisnis meski menghadapi imbas wabah Covid-19. Rencana bisnis akan tetap berjalan di tengah proses merger.
Sebagai informasi per kuartal I 2020, Mandiri Syariah saat ini memiliki total aset Rp 114 triliun dengan total ekuitas Rp 9,61 triliun. Disisi lain sebagai bank syariah modern penguatan digitalisasi juga terus dilakukan, hingga Juni 2020, Mandiri Syariah mencatatkan transaksi digital sejumlah 55 juta transaksi, naik 29,15 persen (yoy).
Reza mengatakan dalam tataran teknis, proses merger baru disampaikan pemerintah sehingga masih banyak yang harus dibahas. Namun semua pihak terlibat menjamin bahwa setiap langkah akan memprioritaskan manfaat untuk nasabah.
"Pastinya nanti akan ada kajian khusus yang memastikan nasabah tetap diuntungkan, seperti akses jaringan yang makin merata, produk yang kompetitif dan semakin lengkap," katanya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir sebelumnya menyampaikan, merger bank syariah anak usaha bank BUMN akan rampung pada Februari 2021. Saat ini Kementerian BUMN sedang mengkaji lebih lanjut rencana merger tersebut.
Adapun bank-bank syariah yang rencananya akan dimerger adalah PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT Bank BNI Syariah. Manajemen Mandiri Syariah fokus pada retail, transaksi digital, dan komersial. Sedangkan BRI Syariah memiliki fokus pada penyaluran kredit di segmen UMKM.