REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat pembukaan perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menguat ke posisi 4.928,61 pada pembukaan perdagangan pada Rabu (1/7).
Namun, beberapa saat berselang, indeks saham melorot ke zona merah dan menyentuh level 4.899,59. IHSG pada Rabu (1/7) diprediksi menguat terbatas.
Dari dalam negeri, Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma, memperkirakan investor akan menunggu rilis data ekonomi seperti inflasi dan indeks keyakinan konsumen. Ekonom SSI memprediksi inflasi akan cenderung rendah sehingga membuat adanya potensi penurunan suku bunga kembali pada Juli ini.
Suria pun memperkirakan IHSG berpeluang menguat. "IHSG kami perkirakan akan bergerak menguat terbatas, menunggu data-data ekonomi tersebut," kata Suria, Rabu (1/7).
Dari global, Nikkei dibuka naik 0,23 persen dan Kospi naik 1,01 persen. Bursa saham Amerika Serikat (AS) juga menguat pada perdagangan semalam. Dow Jones naik 0,85 persen, S&P500 naik 1,54 persen dan Nasdaq naik 1,87 persen.
Penguatan bursa AS di akhir semester pertama 2020 diwarnai aksi window dressing. Pernyataan Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin yang menyatakan ekonomi AS cukup kuat untuk pulih dari pandemi Covid-19, juga mendorong penguatan Wall Street.
Selain itu, stimulus yang diberikan pemerintah juga membuat bursa AS mengakhiri kuartal II 2020 dengan penguatan yang cukup tinggi. Di sisi lain, pasar optimistis pada beberapa penelitian vaksin Covid-19 yang menunjukan hasil tes yang positif.