REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) terus berupaya meningkatkan produksi ternak sapi perah secara nasional melalui peningkatan jumlah dan perbaikan mutu bibit sapi perah. Salah satu langkah yang dilakukan adalah meningkatkan jumlah dan mutu ternak sapi perah yang unggul dan bermutu tinggi, dengan pelaksanaan uji zuriat untuk memilih ternak bibit sapi perah.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita, menilai usaha peternakan sapi perah dapat ditingkatkan melalui penyedian bibit sapi perah dan jantan yang berkualitas. Harapannya, bisa mendorong peternak menghasilkan susu dengan kualitas yang lebih baik.
“Karena di saat pandemi Covid-19 ini, masyarakat sangat sadar dan memahami pentingnya konsumsi susu dengan berbagai macam jenis olahannya seperti keju dan mentega yang sering menjadi bahan utama beragam makanan untuk meningkatkan imunitas tubuh dan meminimalisir potensi terinfeksi penyakit,” kata Ketut dalam siaran persnya, Sabtu (27/6).
Ketut menambahkan berdasarkan data statistik peternakan dan kesehatan hewan tahun 2019, populasi sapi perah nasional sebanyak 561.061 ekor dengan kebutuhan jumlah kebutuhan susu nasional tahun 2019 mencapai 4.332.880 ton. Sementara produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) sebanyak 996.442 ton atau hanya mampu memenuhi 22 persen dari kebutuhan nasional.
Untuk itu, Kementan ingin menyeimbangkan antara kebutuhan dan produksi tersebut. Melalui Ditjen PKH, Kementan berupaya mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh peternak rakyat dengan meningkatkan populasi sapi perah dan peningkatan mutu genetik sapi perah.
Pada tahun 2020 ini, fokus kegiatan Kementan dalam peningkatan populasi sapi perah ini dilakukan melalui program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan). Selain itu, pemasukan bibit sapi perah untuk replacement induk juga dilakukan.
Sedangkan dalam hal peningkatan mutu genetik, langkah yang diambil adalah melalui program uji zuriat sapi perah nasional. Ketut menjelaskan, uji zuriat merupakan pengujian untuk mengetahui potensi genetik produksi susu sapi calon pejantan melalui produksi susu anak betinanya (Daughter Cow/DC) dan dilakukan untuk menghasilkan bibit pejantan unggul yang cocok dengan kondisi agroklimat Indonesia.
“Besarnya potensi peningkatan mutu genetik sapi perah di masyarakat ini menjadi salah satu tujuan kegiatan uji zuriat sapi perah nasional. Dan kami berharap meningkatnya produksi susu di masyarakat akan mendorong peningkatan produksi secara nasional," papar Ketut.
Pelaksanaan kegiatan uji zuriat sapi perah nasional
Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Sugiono mengatakan, dalam pelaksanaan kegiatan Uji Zuriat Sapi Perah periode tahun 2011-2019, Ditjen PKH Kementan juga telah melibatkan stakeholder melalui bentuk kerja sama. Lewat kerja sama tersebut, menghasilkan 14 ekor pejantan unggul sapi perah hasil Uji Zuriat yaitu Bullionary, Farrel, Filmore, Formery, Flaunt, Florean, Fokker, Hostromsy, Goldsy, Perfentvil, Fortuner, SG. Gabe, SG. Bolton dan Aris.
Sugiono melanjutkan, keempat belas pejantan unggul hasil uji zuriat ini memiliki rataan produksi susu per hari sebanyak 16,77 kilogram (kg) per hari dengan dua kali pemerahan dan nilai persentase dari contemporary comparison/Relative Breeding Value-nya sebesar 112,75 persen. Dari nilai rataan produksi susu ini, menurut Sugiono, akan sangat berarti bagi peternak, karena dengan manajemen pemeliharaan sederhana peternak bisa memperoleh produksi susu yang lebih tinggi dibandingkan sapi betina yang bukan dari keturunan hasil uji zuriat.
“Pendekatan melalui peningkatan mutu genetik ini lebih terasa manfaatnya pada peternak rakyat yang memiliki kepemilikan sapi perah yang terbatas,” jelas Sugiono.
Dari 14 ekor yang telah dilaunching tersebut, 8 ekor pejantan di antaranya adalah dari Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang. Kemudian selanjutnya pejantan yang termasuk Uji Zuriat Periode III sebanyak 6 ekor, yaitu Glens (314107), Shoty (314108), Dominggo (314111) dari BBIB Singosari.
Di tempat terpisah, Kepala Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang, Tri Harsi mengungkapkan, BIB Lembang mempunyai 3 calon pejantan unggul, yaitu Flate, Flanggo, dan Folegan. Ketiga calon pejantan unggul ini, diharapkan bisa dilauching pada Hasil Uji Zuriat Sapi Perah Nasional pada Tahun 2020 ini.
Tri menyampaikan bahwa produksi semen beku Flate (314113), Flanggo (314115), dan Folegan (314118) sejak mulai diproduksi sampai dengan akhir Mei 2020 berturut- turut sebanyak 93.014 dosis, 75.034 dosis, dan 104.512 dosis. Sedangkan distribusi dari tiga calon pejantan unggul tersebut sampai dengan akhir Mei 2020 berturut-turut sebanyak 3.419 dosis, 3.750 dosis, dan 4.298 dosis.
“Distribusi semen beku calon pejantan unggul tersebut hanya dilakukan pada daerah peserta Uji Zuriat dan untuk keperluan Uji Zuriat," terang Tri.
Lebih lanjut, Tri menjelaskan di tengah pandemi covid-19 di Indonesia, pelaksanaan kegiatan Uji Zuriat baik koordinasi maupun monitoring evaluasi menjadi tantangan untuk dilaksanakan. Namun, ia berharap kegiatan Uji Zuriat pada Tahun 2020 dapat berlanjut sesuai jadwal yang direncanakan untuk melaunching calon pejantan unggul Indonesia.