Kamis 25 Jun 2020 17:06 WIB

SIG Dorong Inovasi Produk UMKM Binaan Agar Tetap Produktif

UMKM mitra binaan dapat lebih adaptif terhadap perubahan yang terjadi

Rep: bowo pribadi/ Red: Hiru Muhammad
Para penjahit di UMKM Cendrawasih Desa Kapu, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban sedang memproduksi masker, baru- baru ini. Agar tetap produktif di masa pandemi, UMKM binaan SIG sedang ini melakukan inovasi produk dengan membuat masker.
Foto: dok SIG
Para penjahit di UMKM Cendrawasih Desa Kapu, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban sedang memproduksi masker, baru- baru ini. Agar tetap produktif di masa pandemi, UMKM binaan SIG sedang ini melakukan inovasi produk dengan membuat masker.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG-—Dukung keberlangsungan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaan selama masa pandemi Covid-19, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) dorong inovasi produk.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendorong UMKM binaan di Kabupaten Tuban, yang tergabung dalam Organisasi Masyarakat Setempat (OMS) klaster jahit untuk memproduksi masker.

Setidaknya ada enam OMS klaster jahit di daerah tersebut, yang saat ini fokus memproduksi masker guna memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mendukung pencegahan penularan pandemi Covid-19.

Masing- masing UMKM Karya Muda Taylor Desa Sugihan, Kecamatan Jatirogo; Jamaah Tahlil Nurul Huda Desa Tegalrejo, Juwiri Mandiri Desa Tuwiri Wetan, Bank Sampah Kencana Madya Desa Temandang dan Cendrawasih Desa Kapu, Kecamatan Merakurak serta IPPNU Desa Margorejo, Kecamatan Kerek.

Wiwik, salah satu anggota OMS Cendrawasih Desa Kapu, Tuban, Wiwik menyampaikan, pandemic Covid-19 yang saat ini masih berlangsung telah berdampak pada produktivitas usahanya.“Sebelum terjadi pandemi Covid-19, kami bisa memproduksi sedikitnya 115 potong gamis dalam satu bulan. Namun akibat Covid-19 permintaan dan produktivitas usaha kami menurun, hingga hanya memproduksi 45 gamis per bulan saja,” jelasnya, dalam keterangan pers yang diterima Republika, Kamis (25/6).

Akibatnya, beberapa penjahit terpaksa harus diliburkan terlebih dahulu karena produktivitas semakin terbatas. Dalam situasi yang sulit tersebut, usaha klaster jahit yang dijalankannya cukup terbantu dengan adanya pesanan masker. Baik dari beberapa instansi, perusahaan swasta maupun dari pemerintahan. Kini, ia dapat kembali bekerja dengan melibatkan penjahit sekitar yang sebelumnya harus menganggur. “Hingga saat ini, kami telah memproduksi 22.000 masker,” jelas Wiwik.

Hal yang sama diamini  anggota OMS Karya Muda Taylor, Desa Sugihan, Cik Inturni. Sebelumnya ia beserta kelompok penjahit lainnya memproduksi seragam sekolah dan pakaian jadi.

Setelah pandemi Covid-19 berlangsung, aktivitas usaha tersebut juga ikut terdampak. Pada masa  pandemi Covid-19 ini usahanya kembali menggeliat setelah beralih memproduksi masker.“Di masa pandemi ini kami lebih banyak memproduksi masker dan menerima pesanan hingga ke luar kota. Dengan produksi masker ini keberlangsungan usaha kami terus berjalan,” tambahnya. 

Sementara itu, General Manager of CSR SIG, Edy Saraya mengatakan bahwa SIG berharap UMKM mitra binaan dapat lebih adaptif terhadap perubahan yang terjadi di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Misalnya UMKM jahit yang sebelumnya memproduksi pakaian jadi dapat menambah produksinya dengan produksi masker sesuai dengan banyaknya permintaan masker di masyarakat.

Di masa sulit akibat pandemi ini, UMKM binaan SIG tetap produktif dengan melakukan inovasi produk. “Melalui inovasi ini, mereka juga ikut berperan dalam pencegahan serta penanganan penyebaran Covid-19,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement