REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai produk yang dijual oleh pengembang properti pada era pandemi Covid-19 harus mengutamakan faktor kesehatan. Dengan begitu, kinerja sektor properti nasional dapat terdongkrak.
"Pengembang harus menyediakan terobosan dan menciptakan produk yang terjangkau dan memprioritaskan faktor kesehatan dan keamanan, sehingga calon pembeli dan penyewa akan tertarik," kata Head of Advisory Services Colliers International Indonesia Monica Koesnovagril dalam siaran pers di Jakarta, Rabu.
Menurut Monica, konsep produk properti yang menekankan kesehatan selayaknya diterapkan pengembang di berbagai produk propertinya, mulai rumah tapak, apartemen bertingkat, gerai ritel, gedung perkantoran, hingga kawasan industri. Hal tersebut menjadi penting karena calon pembeli dan penyewa umumnya akan memperhitungkan analisis cost-benefit dalam rangka mencapai keputusan yang akan diambilnya terkait properti.
"Ekspektasi yang lebih tinggi dari penyewa dan pembeli perlu diantisipasi pengembang," ucapnya.
Sementara itu, Head of Capital Markets Colliers International Indonesia Steve Atherton berpendapat ketika kinerja pasar sedang melambat dan tertekan, investor properti kerap mencari harga yang murah guna mengambil kesempatan untuk berinvestasi. Sebelumnya, konsultan properti Jones Lang Lasalle (JLL) menyatakan kalangan bisnis dan perusahaan kini sedang sibuk memodifikasi sejumlah hal tertentu kepada kantor mereka untuk menjaga kondisi usaha mereka dalam situasi normal baru.
"Aktivitas kembali ke kantor akan menjadi langkah bertahap dengan proses multifase yang kemungkinan akan berevolusi ketika ekonomi terbuka kembali," kata Executive Managing Director JLL Asia Pasifik Martin Hinge.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong pengembang properti di berbagai daerah dapat segera bangkit dalam rangka meningkatkan pembangunan perumahan bagi warga terutama pada masa normal baru di Tanah Air.
"Kami berharap para pengembang properti di Indonesia bisa bangkit kembali melaksanakan pembangunan rumah untuk masyarakat di seluruh Indonesia saat pelaksanaan new normal di sektor perumahan di Indonesia," kata Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid.
Khalawi menekankan pentingnya sinergi serta kolaborasi antara pemerintah dan pengembang dalam mewujudkan tercapainya program Sejuta Rumah. Ia mengungkapkan pemerintah tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan rumah untuk masyarakat sehingga peran aktif pengembang dalam pembangunan perumahan sangat dibutuhkan.