Kamis 04 Jun 2020 09:03 WIB

Wall Street Berakhir Menguat Didukung Data Ekonomi

Pasar saham memperhitungkan pemulihan ekonomi di paruh kedua tahun ini.

Bursa saham di Wall Street
Foto: AP
Bursa saham di Wall Street

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Saham-saham di Wall Street berakhir lebih tinggi pada akhir perdagangan Rabu (3/6). Penguatan didorong data ekonomi terbaru Amerika Serikat.

Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 527,24 poin atau 2,05 persen menjadi ditutup pada 26.269,89 poin. Indeks S&P 500 meningkat 42,05 poin atau 1,36 persen, menjadi berakhir di 3.122,87 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup naik 74,54 poin atau 0,78 persen, menjadi 9.682,91 poin.

Baca Juga

Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir lebih tinggi. Sektor industri dan keuangan masing-masing melonjak 3,91 persen dan 3,83 persen, memimpin kenaikan. Namun sektor perawatan kesehatan turun 0,2 persen, satu-satunya kelompok yang menurun.

Perusahaan swasta di Amerika Serikat kehilangan 2,76 juta pekerjaan pada Mei karena pandemi Covid-19 terus mengguncang negara itu. Diperkirakan pandemi akan membebani pasar tenaga kerja selama sebulan lagi, tulis perusahaan data penggajian Automatic Data Processing (ADP).

Laporan ini, kata ADP, menggunakan data hingga 12 Mei dan tidak mencerminkan dampak penuh Covid-19 pada situasi ketenagakerjaan secara keseluruhan. Menurut Institute for Supply Management (ISM), aktivitas ekonomi di sektor non-manufaktur AS mengalami kontraksi pada Mei untuk bulan kedua berturut-turut. Indeks non-manufaktur ISM tercatat 45,4 persen pada Mei, menyusul pembacaan April di 41,8 persen.

"Sekarang, ketika ekonomi AS mengalami resesi secara real time, pasar saham mungkin melihat ke depan lagi, memperhitungkan pemulihan ekonomi yang bisa bertahan di paruh kedua tahun ini, atau lebih lambat," kata CEO di Zacks Investment Management, Mitch Zacks, dalam sebuah catatan, Rabu.

Para investor juga memantau dengan cermat keresahan nasional atas kematian George Floyd seorang Afrika-Amerika ketika kerusuhan yang terjadi di puncak pandemi itu dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang berkelanjutan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement