REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sebuah reli di akhir sesi mendorong Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Selasa (2/6). Pelaku pasar mengalihkan fokus dari keresahan sosial dan pandemi yang mengkhawatirkan ke pengurangan pembatasan kuncian dan tanda-tanda pemulihan ekonomi.
Saham-saham teknologi, bersama dengan saham siklikal seperti industri dan keuangan, memberikan dorongan terbesar untuk ketiga indeks saham utama.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 267,63 poin atau 1,05 persen, menjadi berakhir di 25.742,65 poin. Indeks S&P 500 naik 25,09 poin atau 0,82 persen, menjadi ditutup pada 3.080,82. Indeks Komposit Nasdaq berakhir meningkat 56,33 poin atau 0,59 persen, menjadi 9.608,37 poin.
Semua 11 sektor utama S&P 500 menguat, dengan energi dan material masing-masing melonjak 2,65 persen dan 1,76 persen, melampaui sektor lainnya.
Nasdaq, S&P 500 dan Dow telah mendekati tertinggi sepanjang masa penutupan mereka dalam beberapa minggu terakhir dan sekarang masing-masing sekitar dua persen, sembilan persen dan 13 persen, di bawah level rekor penutupan. S&P 500 dan Nasdaq telah ditutup di wilayah positif dalam enam dari tujuh sesi terakhir.
"Teknikal telah mendorong pasar lebih tinggi dan pasar tidak memperhatikan potensi masalah yang bisa terjadi pada ekonomi lokal," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities di New York.
Secara nasional, protes keras atas kematian pria kulit hitam di tangan petugas penegak hukum terus berlanjut, bahkan ketika Presiden Donald Trump berjanji untuk mengerahkan militer guna membubarkan para demonstran. “Jika kekerasan berlanjut, ini dapat memperburuk dampak virus corona pada bisnis,” tambah Cardillo.
Tetapi tanda-tanda rebound ekonomi didorong sebagian oleh paket-paket stimulus besar-besaran dari Capitol Hill dan Federal Reserve AS telah membantu memicu optimisme investor. Pelaku pasar sekarang menunggu laporan pekerjaan penting pada Jumat (5/6) dari Departemen Tenaga Kerja untuk gambaran yang lebih jelas tentang tingkat kerusakan ekonomi yang ditimbulkan oleh penguncian. Laporan ini diperkirakan menunjukkan tingkat pengangguran melonjak menjadi 19,7 persen, tertinggi dalam sejarah.