Jumat 15 May 2020 09:33 WIB

Kemenparekraf Andalkan VITO untuk Promosi Wisata

Peran VITO sangat pet=nting untuk menjaga kepercayaan terhadap pariwisata Indonesia.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengandlakan peran perwakilan promosi pariwisata Indonesia di luar negeri atau VITO (Visit Indonesia Tourism Officer) untuk mengoptimalkan promosi produk pariwisata. Khususnya, ke negara-negara fokus pasar wisatawan.
Foto: Putra M. Akbar/Republika
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengandlakan peran perwakilan promosi pariwisata Indonesia di luar negeri atau VITO (Visit Indonesia Tourism Officer) untuk mengoptimalkan promosi produk pariwisata. Khususnya, ke negara-negara fokus pasar wisatawan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengandlakan peran perwakilan promosi pariwisata Indonesia di luar negeri atau VITO (Visit Indonesia Tourism Officer) untuk mengoptimalkan promosi produk pariwisata. Khususnya, ke negara-negara fokus pasar wisatawan.

Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Nia Niscaya mengatakan, pihaknya mengupayakan berbagai hal agar sektor pariwisata bisa tetap bergerak di masa-masa sulit seperti ini. Di antaranya, dengan mengoptimalkan peran VITO yang tersebar di 16 negara di dunia.

Baca Juga

"Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan terhadap citra pariwisata Indonesia dengan menyampaikan kebijakan terkini dan product update sehingga diharapkan brand awareness pariwisata Indonesia tetap terjaga," kata Nia dalam keterangannya, Jumat (15/5).

Beberapa kebijakan di antaranya adalah memberikan informasi mengenai gerakan Indonesia Bersih, Sehat, dan Aman (Clean, Health and Safety).

Nia mengatakan, hal ini penting untuk menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia tanggap terhadap new normal sehingga wisatawan nantinya tidak perlu merasa khawatir saat melancong ke Indonesia.

"Dari kegiatan ini diharapkan juga dapat terjadi soft selling antara para pelaku usaha di luar negeri dengan pelaku usaha dalam negeri yang berpartisipasi. Dengan demikian pariwisata Indonesia diharapkan menjadi top of mind dalam pilihan calon wisatawan," ujar Nia.

Nia mengatakan, pihaknya telah menyelenggarakan webinar pada 11 Mei 2020 untuk pasar Jerman yang diikuti 267 Travel Agent/Travel Online (TA/TO). Selanjutnya pada 12 Mei untuk pasar Prancis yang diikuti 221 TA/TO, dan 13 Mei untuk pasar Inggris yang diikuti 60 TA/TO.

Secara berkelanjutan, kata dia, acara webinar akan digelar hingga Juni 2020 untuk bersama VITO untuk pasar-pasar lainnya yaitu Belanda, Rusia, Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, Singapura, Malaysia, Thailand, Taiwan, India, Timur Tengah, dan Arab Saudi.

Nia menjelaskan, untuk sementara, destinasi wisata yang terus dipublikasikan adalah Bali (sebagai destinasi utama pariwisata Indonesia), Batam-Bintan (sebagai destinasi cross border), dan juga Yogyakarta (sebagai salah satu dari 5 Destinasi Super Prioritas Indonesia).

"Nantinya brand awareness pariwisata Indonesia diharapkan tetap terjaga apalagi saat ini adalah fase dreaming bagi banyak orang yang ingin segera berwisata apabila masa pandemik ini berakhir," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement