Ahad 10 May 2020 16:38 WIB

KWT Salatiga Sulap Pekarangan Jadi Lumbung Pangan

Bertanam selain sehat dan menyenangkan juga mampu hasilkan ketersediaan sayur-mayur.

Di tengah pandemi Covid-19, KWT Salatiga sulap pekarangan jadi lumbung pangan.
Foto: Kementan
Di tengah pandemi Covid-19, KWT Salatiga sulap pekarangan jadi lumbung pangan.

REPUBLIKA.CO.ID,SALATIGA -- Tidak bisa dipungkiri jika pandemi Covid 19 telah berdampak terhadap kelancaran distribusi pangan di berbagai wilayah. Namun demikian selain kelancaran distribusi pangan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga mendorong upaya pemenuhan kebutuhan pangan dengan memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber pangan dan gizi keluarga melalui optimalisasi pemanfaatan  pekarangan.

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, Agung Hendriadi mengungkapkan, melalui kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang dikelola dan dilaksanakan secara optimal dan berkelanjutan, terbukti memberikan tambahan penghasilan dari hasil penjualan komoditas yang ditanam. Tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan pangan di tingkat rumah tangga.

“Dengan kondisi pandemi saat ini, masyarakat harus mampu memproduksi sendiri, mampu menyediakan pangan dari pekarangan sendiri. Karena itu, kita fasilitasi dengan kegiatan pemanfaatan pekarangan,” ujar Agung.  

Salah satu kelompok P2L yang merasakan manfaat pekarangan untuk memenuhi kebutuhan pangan ini adalah KWT Mekar Lestari yang berada di Kelurahan Randuacir Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga. Ketua KWT Mekar Lestari, Elizabeth Sri menuturkan sangat merasakan manfaat dari kegiatan ini, terutama di masa pandemi Covid 19.

Mereka tetap giat beraktivitas untuk bertanam aneka sayuran di pekarangan masing masing karena sudah merasakan manfaatnya untuk menghemat pengeluaran kebutuhan pangan setiap hari. Hasil panen yang dipetik tidak hanya mampu mencukupi kebutuhan anggota keluarga, tetapi juga bisa diberikan kepada keluarga yang bukan anggota kelompok. "Ada juga yang dijual, bisa menambah pendapatan keluarga," ujar Elizabeth.

Komoditas andalan yang banyak ditanam adalah tanaman Adas, yang menurut Elizabeth sangat cocok untuk diolah menjadi sayur bobor dan urap. "Jika diolah Adas ini rasanya seperti mint segar dan menghangatkan tubuh, dapat meningkatkan imun tubuh dan juga bagus untuk memperlancar produksi ASI bagi ibu menyusui. Jangan gengsi mengonsumsi produk lokal," ungkapnya.

Komoditas lain yang dihasilkan, ujar Elizabeth adalah cabe rawit, sawi bakso, kangkung, bayam, cabe keriting, kacang panjang, terong, buncis, tomat, sawi sendok, pare, seledri, jeruk dan kelor.

Menurut Plt Kepala Dinas Pangan Kota Salatiga Sri Satuti, pihaknya juga terus melakukan pendampingan terhadap kelompok yang melaksanakan kegiatan P2L agar terus giat di tengah kondisi pandemi saat ini.

"Bertanam, selain sehat dan menyenangkan juga mampu menghasilkan ketersediaan pangan berupa sayur-mayur yang dipetik dari pekarangan” ujar Sri.

Terlebih dalam kondisi pandemi saat ini yang membatasi akses masyarakat, Sri menuturkan bahwa P2L menjadi solusi yang tepat dalam memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga sehingga tidak sepenuhnya bergantung dari pasar.

“Kunci keberhasilan dalam keberlangsungan P2L adalah kebun bibit yang terus dikembangkan, sehingga kelompok tidak terus menerus tergantung dari bantuan pemerintah, karena ibu-ibu anggota P2L ini adalah pejuang ketahanan pangan keluarga” tambah Sri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement