Senin 04 May 2020 11:39 WIB

Cashlez Bidik 10 Ribu Merchant Usai IPO

Sekitar 61,31 persen dari dana IPO akan digunakan untuk akuisisi perusahaan lain.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
CEO dan Co-Founder Chashlez Teddy Setiawan (kanan) menunjukkan produk MPOS (Mobile Point of Sale).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
CEO dan Co-Founder Chashlez Teddy Setiawan (kanan) menunjukkan produk MPOS (Mobile Point of Sale).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk (Cashlez) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan fintech yang bergerak di bidang payment gateway ini tercatat melalui bursa papan akselerasi.

Presiden Direktur Cashlez, Tee Teddy Setiawan mengatakan, proses persiapan penawaran umum perdana saham (IPO) sejauh ini masih terus dijalankan tanpa terpengaruh kondisi pasar yang sedang tidak menentu. "Kami berharap IPO ini dapat mendukung pengembangan bisnis melalui sinergi berbagai pihak," kata Teddy, Senin (4/5). 

Baca Juga

Teddy menjelaskan, dari IPO ini Cashlez melepas aham sebanyak 250 juta lembar saham baru dengan harga Rp 350 per saham. Jumlah modal ini meliputi sekitar 17,5 persen dari modal disetor dan ditempatkan pada Cashlez. Secara bersamaan, perseroan juga menerbitkan Waran Seri I dengan rasio 1:1.

Dari aksi korporasi ini, Cashlez telah memperoleh dana segar sebesar Rp 87,5 miliar. Sekitar 61,31 persen dari dana tersebut akan digunakan untuk mengakuisisi PT Softorb Technology Indonesia (STI). Sementara sisanya akan digunakan sebagai modal kerja.

"Melalui IPO, kami dapat terus berinovasi dalam mengembangkan bisnis dan salah satunya adalah akuisisi STI yang menurut kami sangat strategis untuk pertumbuhan bisnis kami," ujar Teddy.

Teddy berharap akuisisi tersebut dapat meningkatkan jumlah merchant yang bergabung bersama Cashlez. Sampai saat ini, jumlah merchant Cashlez mencapai lebih dari 7.000 merchant, 88 persen di antaranya merupakan usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM). 

Untuk akhir tahun ini, jumlah merchant yang bergabung dengan Cashlez diproyeksikan akan mencapai 10 ribu merchant. "Cashlez turut berpartisipasi membantu proses digitalisasi UMKM di tengah pandemi Covid‐19," kata Teddy.

Nilai Gross Transaction Value (GTV) Perseroan pada akhir 2019 meningkat menjadi Rp 3.811 miliar atau sebesar 183 persen year on year (YoY) dibandingkan tahun sebelumnya. Target peningkatan GTV selanjutnya diproyeksikan tiga kali lipat dibandingkan 2019.

Perusahaan yang dapat menyediakan multipayment dengan One Stop Solution, Cashlez berharap melalui IPO ini dapat terus tumbuh dan mendorong perekonomian Indonesia dengan membantu para pelaku usaha, khususnya UMKM.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement