REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS – Pemerintah Venezuela menerbitkan daftar harga eceran baru untuk 27 bahan makanan pokok, Kamis (30/4). Kebijakan ini sekaligus menetapkan harga telur, beberapa potong daging dan sosis di atas upah minimum bulanan yang ditetapkan Presiden Nicolas Maduro untuk menghadapi hiperinflasi.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (1/5), langkah ini menandai kembalinya kontrol ekonomi Venezuela yang ketat, setelah lebih dari setahun melakukan relaksasi dalam menghadapi sanksi Amerika Serikat (AS).
Pemerintahan sosialis Maduro sekarang berupaya menenangkan inflasi dalam menghadapi jatuhnya harga minyak mentah, kelangkaan bahan bakar dan lockdown skala nasional untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).
Berdasarkan sebuah dokumen yang diterbitkan Menteri Perdagangan Eneida Laya di Twitter, produk-produk termasuk mentega dan susu bubuk akan berharga lebih dari 400 ribu bolivares atau hanya sekitar 2 dolar AS. Nilai tersebut sama dengan upah minimum baru yang ditetapkan pemerintah pada Senin (27/4).
Dokumen tersebut mencantumkan harga dalam kurs bolivares dan Petros, cryptocurrency yang dikelola negara. Harga baru yang ditetapkan umumnya lebih rendah dibandingkan level saat ini, namun tidak dalam jumlah signifikan.
Pengaturan harga ini menuai protes dari perusahaan dan industri produksi makanan swasta. Mereka memperingatkan, kebijakan pemerintah akan menandai kembalinya kelangkaan barang-barang dasar yang sempat mengganggu negara-negara OPEC selama bertahun-tahun, diperburuk jatuhnya harga minyak mentah pada 2014.
Saat itu, pasokan di supermarket meningkat sejak pemerintah melonggarkan kontrol harga. Tapi, dengan inflasi 3,365 persen pada Maret 2014, menurut Majelis Nasional yang diadakan oposisi, banyak barang dijual dengan harga di luar jangkauan sebagian besar masyarakat Venezuela.