REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asian Development Bank (ADB) menyetujui pembiayaan senilai 1,5 miliar dolar AS untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam menanggulangi dampak pandemi virus corona baru atau Covid-19 terhadap kesehatan masyarakat, mata pencaharian, dan perekonomian.
Presiden ADB Masatsugu Asakawa mengatakan Covid-19 menyebabkan dampak kesehatan, sosial, dan ekonomi yang berat bagi Indonesia sehingga ADB mendukung pemerintah melalui pembiayaan ini terutama untuk kelompok miskin dan rentan termasuk perempuan.
“Saya memuji respons pemerintah atas pandemi ini termasuk kebijakan ekonomi dan fiskal yang kuat serta terkoordinasi dengan baik,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis (23/4).
Program Covid-19 Active Response and Expenditure Support (CARES) ini akan mendukung paket stimulus pemerintah yang ditujukan untuk memperluas bantuan sosial, meningkatkan sumber daya pencegahan dan pengendalian Covid-19, serta melindungi sektor produktif maupun pekerja dari pelemahan ekonomi.
Selain Program CARES, dukungan respons Covid-19 dari ADB kepada Indonesia juga mencakup pendanaan berupa hibah dan pinjaman untuk pengadaan peralatan medis secara cepat dalam mendukung upaya pemerintah menghentikan penyebaran virus.
Melalui bantuan teknis, ADB juga membantu memperkuat program perlindungan sosial Indonesia. Tak hanya itu, ADB juga akan mendukung upaya pemerintah untuk menyiapkan pemulihan setelah Covid-19 di berbagai bidang seperti reformasi ekonomi, inklusi keuangan, serta peningkatan infrastruktur ekonomi dan sosial.
Pendanaan yang diberikan kepada Indonesia ini berasal dari opsi respons pandemi Covid-19 oleh ADB yaitu fasilitas dukungan kontrasiklus yang merupakan bagian dari paket 20 miliar dolar AS.
Paket senilai 20 miliar dolar AS yang disetujui ADB pada 13 April itu bertujuan untuk membantu negara berkembang anggotanya dalam memerangi Covid-19 yang dapat dicairkan secara cepat dengan syarat dan ketentuan yang tidak memberatkan.
Program CARES akan dilaksanakan melalui kerangka pendekatan negara yang berfokus pada dialog kebijakan dan pemantauan strategi serta langkah kontrasiklus pemerintah.
Kerangka tersebut akan melibatkan sektor swasta, organisasi kemasyarakatan, dan entitas yang berfokus pada analisis mahadata atau big data analytics untuk memberi solusi inovatif agar dapat mengatasi krisis Covid-19.
Kerangka ini akan membantu peralihan dari manajemen pandemi menjadi upaya pemulihan ekonomi dengan didukung oleh hibah bantuan teknis serta memanfaatkan berbagai praktik terbaik di tingkat regional dan global.
Sebagai informasi, Masatsugu Asakawa mengunjungi Indonesia pada 2 sampai 4 Maret 2020 yang kemudian bertemu Presiden Joko Widodo, Menteri Sri Mulyani, dan pejabat senior lainnya.
Kemudian pada 27 Maret 2020, Masatsugu dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berdiskusi tentang respons Covid-19 yang dijalankan oleh pemerintah Indonesia serta langkah ADB dalam memberikan dukungan.