REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Panen raya padi masih terus berlangsung pada sejumlah daerah di tanah air saat pandemi Covid-19 masih merebak. Seolah tak terhalang, panen raya padi ini menggembirakan para petani Kabupaten Magelang karena harga gabah pada musim tanam pertama cukup tinggi berkisar Rp 4.400 hingga Rp 5.000 per kilogram (kg) Gabah Kering Panen (GKP).
"Daerah ini memiliki potensi cukup besar terhadap produksi komoditas pertanian termasuk padi yang tersebar di 21 kecamatan," demikian diakui Kepala Dinas Pertanian Magelang, Romza Ernawan di Kantornya, Senin (13/04).
Romza mengatakan bahwa bersama dengan petani kabupaten Magelang selalu bertekad mewujudkan kondisi swasembada berkelanjutan khususnya komoditas beras di wilayah mereka sehingga seluruh kebutuhan konsumsi masyarakat setempat dapat terpenuhi atau bahkan bisa menjadi pemasok beras untuk daerah lain.
Panen raya padi dengan total luas panen pada dua bulan terakhir yakni April dan Mei 2020 masing - masing mencapai 6.177 Ha dan 7.005 Ha."Panen petani kali ini cukup luas apalagi di saat merebaknya penyebaran Covid 19 kebutuhan aman. Hal ini tidak terlepas dari dukungan Kementerian pertanian untuk para petani," bebernya.
Romza menjelaskan wilayah yang memberikan kontribusi terbesar dalam panen raya padi periode April dan Mei adalah Kecamatan Secang, Salaman, Mertoyudan, Candimulyo, Badongan, Kajoran dan Ngluwar.
"Penggunanan mesin panen combine sangat mendukung sekali dalam mengurangi interaksi petani yang saat ini harus mengikuti protokol Covid-19," katanya.
Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi mengakui bahwa keberhasilan peningkatan produksi padi sebagai pangan pokok penduduk tidak terlepas dari dukungan Kementan melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
"Untuk menjaga ketersedian pangan, pemerintah dan petani berusaha menjaga produksi bahkan untuk meningkatkan hasilnya,"kata Suwandi.
Ia menambahkan bahwa setiap tahunnya Kementan selalu mengalokasikan bantuan kepada petani seperti alsintan pasca panen, pompa air, benih dan lain sebagainya dalam rangka mewujudkan swasembada beras.Sedangkan untuk modal usaha di sub sektor tanaman pangan tersedia Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar 14,3 triliun.
"Kami mengajak para petani silahkan memanfaatkan kredit tersebut karna bunga pinjaman untuk KUR juga rendah," tutur Suwandi.