REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) menambah ketersediaan pinjaman hingga 2,3 triliun dolar AS untuk mendukung perekonomian. Pendanaan ini ditujukan membantu rumah tangga dan pengusaha serta meningkatkan kemampuan pemerintah negara bagian maupun lokal untuk memberikan layanan penting selama pandemi virus corona (Covid-19).
Ketua The Fed Jerome H Powell mengatakan, tiga hal menjadi prioritas utama AS saat ini. Mereka adalah mengatasi krisis kesehatan masyarakat yang sedang berlangsung, memberikan perawatan bagi pasien dan membatasi penyebaran virus lebih lanjut.
Powell mengatakan, peran The Fed adalah memberikan bantuan dan stabilitas sebanyak mungkin selama periode pembatasan aktivitas ekonomi sekarang.
"Tindakan kami hari ini, akan membantu memastikan proses pemulihan," tuturnya, seperti dilansir dalam pernyataan resminya, Kamis (9/4) pagi waktu setempat.
Sesuai dengan mandat dari kongres, The Fed fokus pada dorongan terhadap dunia usaha dan memastikan kestabilan harga, sembari menjalankan tanggung jawabnya untuk menstabilkan sistem keuangan. Untuk mendukung tujuan-tujuan ini, The Fed menggunakan berbagai otoritasnya untuk memberikan dukungan kuat bagi aliran kredit dalam perekonomian.
Salah satu tindakan yang dilakukan The Fed adalah meningkatkan efektivitas Program Perlindungan Paycheck (PPP) untuk bisnis kecil. Caranya dengan memasok likuiditas ke lembaga keuangan melalui pembiayaan jangka panjang kepada usaha kecil, sehingga mereka bisa tetap membayar gaji untuk para karyawan.
Langkah berikutnya, memastikan aliran kredit ke usaha kecil dan menengah dalam bentuk pinjaman dengan total anggaran 600 miliar dolar AS melalui fasilitas pinjaman sebagai jalan utama (Main Street Lending Program/ MLFP). Departemen Keuangan AS memberikan 75 miliar dolar AS dalam ekuitas untuk fasilitas ini, yang diambil dari dana Coronavirus Aid, Relief and Economic Security Act (CARES Act).
Fasilitas ini mendukung usaha kecil dan menengah yang memiliki kondisi keuangan sehat sebelum krisis. MLFP menawarkan pinjaman empat tahun kepada perusahaan yang mempekerjakan hingga 10 ribu pekerja atau dengan pendapatan kurang dari 2,5 miliar dolar AS. Pembayaran pokok dan bunga ditangguhkan selama satu tahun.
Tapi, The Fed memberikan syarat untuk penerima fasilitas ini. Mereka harus berkomitmen melakukan upaya untuk tetap menggaji dan mempertahankan jumlah pekerja. Perusahaan yang sudah menggunakan fasilitas PPP juga dapat mengambil MLFP.
The Fed juga meningkatkan aliran kredit ke rumah tangga dan bisnis melalui pasar modal. Upaya ini dilakukan dengan memperluas ukuran dan ruang lingkup Fasilitas Kredit Korporasi Pasar Primer dan Sekunder (PMCCF dan SMCCF) serta Fasilitas Pinjaman Efek Beragun Aset (TALF).
Ketiga program ini akan mendukung penyediaan pinjaman sampai 850 miliar dolar AS. Fasilitas tersebut menjadi tambahan dari perlindungan kredit yang diberikan Departemen Keuangan AS sebesar 85 miliar dolar AS.
Bantuan The Fed turut diberikan pada negara bagian dan lokal agar mereka bisa tetap mengelola arus kas di tengah tekanan akibat Covid-19. Bantuan disalurkan dengan mengembangkan Fasilitas Likuiditas Perkotaan (Municipal Liquidity Facility/ MLF) yang menawarkan sampai 500 miliar dolar AS dalam bentuk pinjaman ke negara bagian dan kota.
Departemen Keuangan AS sendiri menyediakan 35 miliar dolar AS berupa perlindungan kredit kepada The Fed untuk MLF, menggunakan dana yang sesuai dengan CARES Act. Melalui fasilitas ini, diharapkan pemerintah negara bagian dan kota bisa terus melayani rumah tangga dan bisnis di daerah masing-masing.