REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Wabah virus corona di Amerika Serikat (AS) sudah berdampak hingga membuat 701 ribu orang kehilangan pekerjaan pada Maret 2020. Meskipun begitu, ekonom melihat akan ada waktu saat bisnis di AS mulai pulih kembali.
“Begitu puncak gunung dalam infeksi virus sudah terlihat, bisnis akan perlahan-lahan kembali,” kata profesor ekonomi bisnis Loyola Marymount University Sung Won Sohn dikutip dari Reuters, Sabtu (4/4).
Meskipun begitu, jika merujuk kepada program bantuan ekonomi AS, Sung mengatakan pemulihan berbentuk V tidak akan mungkin terjadi. Rencana Marshall menurutnya akan diperlukan untuk memulihkan ekonomi AS.
Selain itu juga muncul persepsi bahwa paket fiskal baru-baru ini dan pelonggaran persyaratan pemerintah federal bagi pekerja untuk mencari tunjangan dapat mendorong sebagian untuk tidak bekerja. Dengan banyaknya orang kehilangan pekerjaan, para ekonom mengatakan tingkat pengangguran di AS dapat mencapai 10 persen pada April 2020.
Para ekonom menilai, kehilangan pekerjaan yang meningkat menyebabkan bencana bagi produk domestik bruto (PDB) AS. Ekonom memperkirakan PDB AS akan mengalami kontraksi tajam pada kuartal pertama tahun ini.