REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pencegahan penyebaran virus corona terus dilakukan. Pemerintah meminta industri turut aktif berperan. Pada industri tekstil misalnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong mereka memproduksi masker dan Alat Pelindung Diri (APD).
Maka demi memenuhi kebutuhan bahan bakunya, Direktur Jendral Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam meminta secara khusus kepada Indonesian Nonwoven Association (INWA) agar anggotanya bisa menyediakan kebutuhan bahan baku. Terutama untuk produksi APD dan masker.
“Asosiasi Nonwoven Indonesia juga telah diminta untuk men-supply kekurangan bahan baku APD dan masker. Dengan begitu, memproduksi APD dan masker tidak ada lagi hambatan kebutuhan bahan baku,” kata Khayam melalui siaran pers pada Jumat, (27/3).
Sejumlah perusahaan anggota INWA Perusahaan Kawasan Berikat, lanjutnya, juga sedang menyiapkan infrastruktur. Tujuannya supaya dapat memproduksi masker dan APD demi menangani corona atau Covid-19.
Khayam mengungkapkan, bahan baku dari China mulai dikirim ke Indonesia sejak pekan lalu. Maka Kemenperin terus mendorong industri dalam negeri supaya semakin meningkatkan kapasitas produksinya.
“Bahkan BUMN tekstil juga, yaitu PT Industri Sandang Nusantara diminta dapat mengambil peran dalam penanganan virus Covid-19 ini dengan memproduksi masker,” katanya. Pembuatan APD dan masker dalam negeri serta hasil produksinya tersebut, rencananya disalurkan ke sejumlah wilayah dengan skala prioritas.
“Untuk saat ini, ada beberapa perusahaan yang siap membantu supply kebutuhan bahan baku APD. Seperti PT Multispunindo, PT Sritex, Duniatex Group, PT Hadtex, dan beberapa perusahaan tekstil dan produk tekstil (TPT) lainnya,” sebut Khayam.
Diversifikas produksi industri TPT diharapkan dapat memenuhi kebutuhan APD dan masker yang saat ini cenderung meningkat. “Pemerintah dan pelaku industri bersama-sama untuk mengatasi kelangkaan APD dan masker di pasaran yang disebabkan oleh permintaan yang meningkat," tegas dia.