REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) terus berupaya memenuhi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat. Salah satu upayanya adalah dengan menambah populasi bibit Kambing Saanen di salah satu unit pelaksana teknis (UPT) miliknya, yakni Balai Besar Perbibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU HPT) Baturraden.
"Pada akhir tahun 2019, BBPTU HPT Baturaden telah mendatangkan Kambing Saanen dari Australia sebanyak 207 ekor, yang terdiri dari kambing jantan 16 ekor dan kambing betina 191 ekor," jelas Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita di Jakarta, dalam siaran persnya, Jumat (27/3).
Menurutnya, hal tersebut dilakukan dalam rangka memenuhi permintaan dari peternak yang cukup besar. Selama ini, BBPTU-HPT Baturaden baru dapat memenuhi sebanyak 25 persen dari permintaan yang ada. Pengadaan ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah populasi dan produksi bibit yang dihasilkan BBPTU HPT Baturraden sehingga mampu memenuhi permintaan bibit Kambing Saanen.
"Sejalan dengan arahan bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, kita terus giatkan pemenuhan kebutuhan produksi ternak, agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat," tambahnya.
Sementara itu, Kepala BBPTU HPT Baturraden, Sintong Hutasoit menjelaskan bahwa Kambing Saanen adalah jenis kambing perah yang memiliki tubuh besar. Ternak jantannya bisa mempunyai berat kira-kira 90 kilogram (kg) dan betina 60kg. Kambing Saanen betina dapat memproduksi susu sampai 3,8 liter per hari, dengan kandungan lemak susu mencapai 2,5 persen – 3 persen.
"Kambing Saanen ini dipelihara sebagai kambing perah yang semakin popular di Indonesia. Per tahun nya kambing Saanen betina dapat menghasilkan anak 1 – 2 ekor," jelas Sintong.
Ia kemudian menambahkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, minat masyarakat untuk beternak kambing perah mengalami peningkatan, baik dari peternak yang baru mencoba membuka usaha, ataupun penambahan populasi dari peternak yang sudah berkembang. "Saat ini sudah banyak perkawinan sedarah (inbreeding) antar Kambing Saanen dan PE, sehingga perlu ada penggantian Kambing Saanen untuk grading up dan meningkatkan efisiensi usaha ternak kambing," ucapnya.
Sintong berharap dengan pengadaan Kambing Saanen tersebut diharapkan terjadi peningkatan mutu bibit kambing perah, khususnya Saanen sekaligus mengurangi terjadinya inbreeding. Ia mengungkapkan bahwa populasi Kambing Saanen yang dimiliki BPTU-HPT Baturraden sebanyak 577 ekor yang terdiri dari 130 ekor kambing jantan dan 447 ekor kambing betina.
“Kami sudah mulai melakukan seleksi-afkir terhadap kambing Saanen. Kambing yang diafkir akan digantikan dengan kambing yang baru tersebut,” lanjutnya. Dengan demikian hanya kambing terseleksi yang berkualitas unggul saja yang digunakan sebagai produsen bibit ternak.
Sintong mengakui tidaklah mudah mengembangbiakkan Kambing Saanen di lingkungan beriklim tropis, mengingat kambing ini berasal dari daerah subtropis. Oleh karena itu BPTU- HPT Baturraden harus melakukan manajemen pemeliharaan untuk kenyamanan kambing Saanen sehingga produktifitasnya baik.