REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Jumat (6/3) pagi ini melemah terhadap dolar AS karena fundamental ekonomi Amerika Serikat (AS) masih kuat. Terpantau pada Jumat (6/3) pagi ini, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah sebesar 91 poin atau 0,64 persen menjadi Rp 14.261 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp 14.170 per dolar AS.
"Fundamental AS saat ini masih menunjukkan perekonomian yang kuat," kata Kepala Riset Monex Investindo Future Ariston Tjendra.
Ia mengatakan bahwa pasar masih memberikan respon positif terhadap dolar AS dibandingkan mata uang dunia lainnya. Namun, pergerakan dolar AS relatif masih terbatas.
"Fokus pasar masih pada data utama penggajian non-pertanian (non-farm payrolls/NFP) yang akan diumumkan pada waktu dekat, pasar menantikan petunjuk dari data tersebut untuk pergerakan besar selanjutnya," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, pemangkasan suku bunga AS juga direspon positif oleh sebagian pelaku pasar uang. Pemangkasan suku bunga The Fed, disebabkan pertimbangan untuk menjaga perekonomian AS yang dapat melambat akibat penyebaran wabah Corona.
Selain itu, kata dia, harga minyak mentah dunia yang mengalami tekanan turut menjadi faktor bagi dolar AS menguat. "Dolar AS telah menjadi faktor penting yang berikan tekanan kepada komoditas berdenominasi dolar AS," katanya.