REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BUMN Pangan, Perum Bulog menyatakan siap untuk mengatasi lonjakan kebutuhan beras tak terduga. Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, menyatakan telah memerintah seluruh perwakilan Bulog di setiap wilayah untuk mewaspadai lonjakan kebutuhan.
"Tidak ada masalah, Bulog menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat walau ada lonjakan permintaan yang tiba-tiba. Bulog akan menggunakan seluruh instrumen yang ada untuk menjamin ketersedian pangan tersebut," kata Budi dalam pernyataannya, dikutip Republika.co.id, Selasa (3/3).
Hingga saat ini stok beras yang tersimpan di gudang-gudang Bulog seluruh Indonesia mencapai 1,7 juta ton dari total kapasitas gudang yang tersedia sebesar 3,8 juta ton. Ketersediaan stok beras akan terus bertambah mengingat akan memasuki musim panen raya sehingga pasokan beras betul-betul aman tersedia bagi kebutuhan masyarakat dalam situasi apapun.
Ia menegaskan, Bulog juga telah menerbitkan instruksi ke seluruh jajaran untuk segera menyiapkan stok beras dan kebutuhan pangan lainnya yang dimiliki oleh Bulog. Seperti minyak goreng, gula, tepung terigu, serta daging.
Budi pun menyampaikan bahwa dirinya beserta jajaran tengah melakukan kunjungan maraton ke berbagai gudang beras di seluruh Indonesia. Khususnya tujuh daerah sentra produksi beras di Indonesia untuk memastikan secara langsung kesiapak Bulog.
"Jangan lupa, Bulog sendiri sudah punya sistem penjualan online lewat panganandotcom yang memberikan kemudahan dan kecepatan pembelian kebutuhan pangan," tuturnya.
Sementara ini, panganandotcom telah bisa digunakan masyarakat di tujuh kota besar Indonesia, mulai Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Makassar, dan Medan melalui marketplace Shopee. Pangan pokok yang dibeli melalui toko online panganandotcom akan diantar langsung ke rumah pembeli.
Sebagaimana diketahui, kebutuhan makanan dan minuman dikabarkan mengalami lonjakan hingga terjadi panic buying. Hal itu disebabkan oleh virus corona baru (Covid-19) yang telah dinyatakan menjangkiti dua Warga Negara Indonesia. Adanya kabar tersebut membuat masyarakat panik dan memilih untuk menyiapkan persediaan bahan makanan dengan melakukan pembelian dalam jumlah besar secara tiba-tiba.