Sabtu 29 Feb 2020 17:05 WIB

BI: Imbas Corona, Ada Peluang Peningkatan Sektor Manufaktur

Wabah corona telah menghambat ekspor dan impor sejumlah komoditas.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Gita Amanda
Virus corona jenis baru atau Covid-19 membuka peluang peningkatan industri manufaktur dalam negeri.
Foto: Republika
Virus corona jenis baru atau Covid-19 membuka peluang peningkatan industri manufaktur dalam negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyebaran virus corona atau Covid-19 dapat membuka peluang pengembangan sektor manufaktur Indonesia. Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, I Gusti Putu Wira Kusuma, menyampaikan wabah corona telah menghambat ekspor dan impor sejumlah komoditas.

China merupakan negara kedua terbesar tujuan ekspor Indonesia dengan pangsa 16,59 persen, setelah ASEAN sebesar 24,51 persen. Sementara, nilai impor dari China tertinggi dari negara lain yakni 29,95 persen dengan nilai 44,58 miliar dolar AS.

Baca Juga

Sehingga untuk mempertahankan produksi, perlu ada substitusi impor yang berasal dari domestik. Ini membuka kembali peluang Indonesia untuk meningkatkan sektor manufaktur dalam menciptakan komoditas substitusi impor. "Tantangan ini akan membuat kita cari peluang dengan berinovasi," kata dia di Bandung, Sabtu (29/2).

Ekspor terimbas karena impor bahan baku menurun yang disebabkan corona. Wira mengatakan meski eskpor sejumlah komoditas utama berkurang, ada ekspor lain dengan tujuan non tradisional yang bisa dikembangkan.

Dalam kondisi eksternal yang tidak stabil, pertumbuhan ekonomi mengandalkan tingkat konsumsi domestik. Daya beli masyarakat dijaga, salah satunya dengan pengendalian inflasi.

"Inflasi menjadi salah satu yang terbebas dari masalah karena sesuai dengan sasaran target 2-4 persen," katanya.

Untuk menjaga permintaan domestik, maka tingkat produksi juga harus dioptimalkan. Ini akan memaksa penyediaan bahan baku dari dalam negeri yang saat ini masih banyak impor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement