Jumat 28 Feb 2020 10:08 WIB

IHSG Merosot ke 5.300, Sektor Industri Turun Paling Tajam

Aksi jual akan kembali terjadi pada hari ini.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
Pengunjung beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (28/2). Hingga pukul 10.00 WIB, IHSG terus melemah sampai 3,72 persen ke level 5.330,31.
Foto: ANTARA FOTO
Pengunjung beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (28/2). Hingga pukul 10.00 WIB, IHSG terus melemah sampai 3,72 persen ke level 5.330,31.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus mengalami tren penurunan selama sepekan terakhir. Pada perdagangan Jumat (28/2), indeks saham melemah 1,80 persen ke level 5.436,17 dari penutupan sebelumnya di posisi 5.535,69. 

Pada hari ini, IHSG diperkirakan akan kembali melemah. "Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah dan ditradingkan pada level 5.425-5.637," kata Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Jumat (28/2).

Baca Juga

Nico mengakui, IHSG memang memiliki potensi untuk mengalami rebound. Namun, dia melihat bahwa potensi tersebut masih sangat minim. Bahkan ada kemungkinan besar, aksi jual akan kembali terjadi pada hari ini.

Menurut Nico, penyebaran virus corona baru masih menjadi sentimen utama pergerakan saham-saham dunia, termasuk di Indonesia. Pasalnya, kekhawatiran penyebaran virus corona ini dapat memukul pertumbuhan global. 

S&P kembali mengalami penurunan lebih dari 4 persen. Sebelumnya, otoritas California mengatakan tengah mengantisipasi penyebaran virus corona yang telah menginfeksi warganya. Sejauh ini, US Treasury, dan Australia 10y telah mencapai rekor terendah kembali, sedangkan minyak turun lebih jauh.

Hingga pukul 10.00 WIB, IHSG terus melemah sampai 3,72 persen ke level 5.330,31. Tercatat, seluruh sektor industri mengalami pelemahan. Sektor yang melemah paling besar adalah industri dasar 5,1 persen, manufaktur 4,76 persen, dan mixed-industry 4,74 persen. Sementara itu, sektor keuangan melemah 3,53 persen, pertambangan 3,9 persen dan infrastruktur minus 3,2 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement