Selasa 25 Feb 2020 21:21 WIB

Wamenkeu: Insentif Pariwisata untuk Kurangi Dampak Corona

Wamenkeu menyebut pemerintah telah kaji sektor-sektor yang terdampak Corona

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) didampingi Wakil Menteri Suahasil Nazara (kiri) memberikan keterangan pers. Wamenkeu menyebut pemerintah telah kaji sektor-sektor yang terdampak Corona seperti Pariwisata
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) didampingi Wakil Menteri Suahasil Nazara (kiri) memberikan keterangan pers. Wamenkeu menyebut pemerintah telah kaji sektor-sektor yang terdampak Corona seperti Pariwisata

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebutkan pemberian beberapa insentif oleh pemerintah untuk sektor pariwisata merupakan upaya mengurangi dampak virus corona jenis Covid-19 terhadap sektor tersebut.

Suahasil mengatakan pemerintah telah mengkaji sektor-sektor terdampak pelemahan ekonomi global akibat virus corona sehingga dapat diberikan stimulus dan tetap ada kegiatan perekonomian di dalamnya.

“Itu adalah satu paket yang dipikirkan pemerintah, ke mana dia kenanya. Jadi, pertumbuhan ekonomi dunia itu kenanya di beberapa titik, nah itu lah yang kemudian diberikan stimulus,” katanya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (25/2).

Suahasil menyebutkan pemberian insentif itu dilihat berdasarkan hal-hal yang menunjang wisatawan untuk datang seperti adanya tiket pesawat murah, biaya penginapan murah, hingga ketersediaan berbagai jenis makanan yang murah.

“Apa yang dicari wisatawan domestik? Nyari tiket murah, enggak? Nyari hotel murah, enggak? Terus nyari apa lagi? Makan murah. Itu yang kita pikirkan,” ujarnya.

Suahasil menyatakan selama ini sektor pariwisata sangat terdampak oleh wabah corona dengan adanya penghentian wisatawan China serta sedikitnya wisatawan asing yang masuk ke Indonesia.

Oleh sebab itu, ia menuturkan melalui pemberian insentif ini diharapkan dapat meningkatkan wisatawan domestik untuk menggantikan posisi wisatawan asing tersebut sehingga tetap terjadi pergerakan ekonomi.

“Diharapkan ada gerak ekonomi di situ dan enggak ikut turun. Kalau wisatawan asing turun, maka diganti wisatawan domestik. Itu yang disebut global value chain sehingga kita desain satu paket komplit,” katanya.

Di sisi lain, Suahasil mengatakan pihaknya belum dapat memastikan total kerugian ekonomi Indonesia karena virus corona karena masih akan dilihat dan dipantau secara terus menerus. “Kita berharap itu (insentif) bisa menggantikan potensi dari penurunan ekonomi dunia yang berimbas ke Indonesia. Nah seberapa besar? Kita lihat ke depannya,” ujarnya.

Sementara itu, pada Selasa (25/2), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan sektor pariwisata Indonesia ditaksir mengalami kerugian hingga 500 juta dolar AS (sekira Rp6,9 triliun) per bulankarena wabah corona. "Data dari Bank Indonesia, bidang pariwisata 500 juta dolar AS per bulan kerugiannya,” katanya.

Pemerintah memberikan insentif berupa diskon avtur kepada bandara di sembilan destinasi wisata dengan total diskon Rp 265,5 miliar yang berlaku tiga bulan. Kemudian, insentif untuk wisatawan mancanegara dengan alokasi tambahan sebesar Rp 298,5 miliar yang terdiri atasalokasi untuk maskapai dan agen perjalanan diberikan diskon khusus totalnya Rp 98,5 miliar.

Untuk wisatawan dalam negeri diberikan insentif Rp 443,9 miliar dalam bentuk diskon harga tiket pesawat 30 persen yang berlaku untuk 25 persen jumlah tempat duduk dengan tujuan 10 destinasi wisata selama tiga bulan.

Selanjutnya, pemerintah membebaskan pajak hotel dan restoran di 10 destinasi wisata dengan kompensasi pemerintah daerah yang terdampak akan diberikan subsidi Rp 3,3 triliun.

Daerah-daerah yang diberikan insentif tersebut adalah Danau Toba, DI Yogyakarta, Malang, Manado, Bali, Mandalika, Labuan Bajo, Bangka Belitung, Batam, dan Bintan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement