Senin 24 Feb 2020 06:28 WIB

Bank Sentral Jepang Siap Ambil Tindakan Soal Dampak Corona

Sejauh ini bank sentral Jepang masih yakin ekonomi tumbuh secara moderat.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
Bank Sentral Jepang
Foto: Reuters
Bank Sentral Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Bank of Japan menyatakan kesiapan untuk mengambil tindakan yang diperlukan guna mengurangi dampak virus corona pada ekonomi terbesar ketiga di dunia itu. Bank sentral tidak ragu bertindak untuk melonggarkan moneter jika diperlukan.

Gubernur bank sentral Jepang Haruhiko Kuroda mengatakan tidak ada perubahan besar pada proyeksi BOJ bahwa ekonomi Jepang akan terus pulih secara moderat. Ini berkat rebound yang diharapkan dalam pertumbuhan global sekitar pertengahan tahun.

Dia juga mengulangi pandangan bahwa, sementara bank sentral siap untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut tanpa ragu-ragu, bank sentral melihat tidak perlu segera bertindak. Namun Kuroda mengatakan BOJ akan meneliti perkembangan wabah virus dengan hati-hati, karena kerusakan pada ekonomi Jepang bisa sangat besar jika epidemi ini berkepanjangan dan mengganggu rantai pasokan.

"Jika wabah terus berlanjut, itu bisa berdampak besar pada Jepang dan ekonomi global," kata Kuroda dalam konferensi pers pada hari Ahad (23/2), setelah menghadiri pertemuan para pemimpin keuangan G20.

"Kami akan memastikan bahwa kami sepenuhnya siap untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan, bekerja sama dengan lembaga-lembaga global," tambahnya.

Epidemi ini telah mengaburkan prospek pemulihan global, membayangi pertemuan para pemimpin keuangan Kelompok 20 (G20) atau negara-negara dengan ekonomi teratas, di Riyadh. Dana Moneter Internasional (IMF) menawarkan presentasi yang bijaksana kepada para pemimpin keuangan. IMF memprediksi epidemi akan memangkas 0,1 poin persentase dari pertumbuhan global.

Menurut Kuroda, jika kerusakan pada pertumbuhan global dapat dimasukkan ke level proyek-proyek IMF, maka tidak perlu mengubah pandangan BOJ bahwa ekonomi dunia akan meningkat sekitar pertengahan tahun.

"Untuk saat ini, saya tidak berpikir kita perlu mengubah skenario baseline secara tajam, termasuk untuk ekonomi Jepang, menjadi proyeksi penurunan pertumbuhan atau penundaan dalam waktu pemulihan," kata Kuroda. 

Kendati begitu, ia mengakui bahwa situasi ini masih tidak pasti. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement