Ahad 23 Feb 2020 09:26 WIB

Adira Finance Kantongi Laba Bersih Rp 2,1 Triliun

Perolehan laba bersih ditopang pendapatan bunga yang tumbuh 10 persen pada 2019.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolanda
 Pekerja melintas berlatar belakang penyaluran kredit Adira Finance di Jakarta, Jumat (21/8). PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2,1 triliun pada 2019.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pekerja melintas berlatar belakang penyaluran kredit Adira Finance di Jakarta, Jumat (21/8). PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2,1 triliun pada 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2,1 triliun pada 2019. Angka ini mengalami kenaikan 16 persen dibandingkan dengan perolehan laba bersih pada akhir 2018.

Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila mengatakan perolehan laba bersih ditopang oleh pendapatan bunga yang naik 10 persen menjadi Rp 12 triliun dan beban bunga naik 13 persen menjadi Rp 4,8 triliun. Sehingga, pendapatan bunga bersih naik delapan persen menjadi Rp 7,2 triliun.

Baca Juga

Kemudian, laba ditopang dari pendapatan operasional yang naik sebesar 11 persen menjadi Rp 8,3 triliun, biaya operasional pun naik delapan menjadi Rp 3,7 triliun. Maka kondisi ini menghasilkan kenaikan 14 persen dalam laba operasi bersih menjadi Rp 4,6 triliun.

“Biaya kredit kami sebesar Rp 1,7 triliun, yang menghasilkan 16 persen laba bersih sebelum pajak menjadi Rp 2,9 triliun. ROA dan ROE masing-masing sebesar 6,3 persen dan 29,2 persen yang menunjukkan sedikit perbaikan dari 2018,” ujarnya dalam keterangan tulis di Jakarta, Ahad (23/2).

Menurutnya, laba perseroan juga ditopang oleh piutang perusahaan sebesar Rp 54,8 triliun atau tumbuh sebesar tujuh persen dibandingkan dengan akhir 2018. Tercatat, piutang sepeda motor tumbuh 10 persen menjadi Rp 25,1 triliun dan piutang mobil tumbuh 5,4 persen menjadi Rp 28,1 triliun.

“Dalam lingkungan bisnis saat ini, kami akan melanjutkan transformasi kami menjadi organisasi digital dan berfokus pada pelanggan,” ucapnya.

Ke depan, perusahaan menargetkan pertumbuhan pembiayaan sebesar empat persen sampai tujuh persen pada tahun ini. Hal ini sejalan dengan industri otomotif yang tengah mengalami kelesuan penjualan sejak tahun lalu, seiring dengan kondisi perekonomian.

“Estimasinya, mungkin penjualan tahun ini tidak tumbuh tinggi, sekitar 0-3 persen (yoy) industri. Ini ekspektasi dari corona (virus),” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement