Sabtu 22 Feb 2020 05:50 WIB

China Dilanda Corona, Bagaimana Nasib Proyek Kereta Cepat?

Lebih dari 300 tenaga kerja China dipekerjakan di proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Pekerja menggunakan alat berat untuk menyelesaikan konstruksi jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung di CIbiru Hilir, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (26/11/2019).
Foto: RAISAN AL FARISI/ANTARA FOTO
Pekerja menggunakan alat berat untuk menyelesaikan konstruksi jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung di CIbiru Hilir, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (26/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Chandra Dwiputra menjelaskan dampak wabah virus corona terhadap progres pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Chandra mengatakan lebih dari 300 pekerjanya yang asal China baik dari semua level mulai dari project manager, site manager, engineer hingga konsultan tidak bisa kembali ke Tanah Air karena tertahan di China.

"Yang pulang ternyata tidak hanya yang level di bawah tapi juga ada yang level manajemennya. Kalau kita mau kencang kan keputusan harus cepat ya. Itu yang kita sangsi, mau sampai berapa lama nih corona. Kita juga tidak bisa datangkan (pekerja dari sana). Jadi kita masih menunggu keputusan pemerintah. Penerbangan dari China juga tutup kan," katanya di Jakarta, Jumat (21/2).

Baca Juga

Chandra menuturkan dengan kondisi tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan kontraktor agar memaksimalkan pekerja dari Indonesia. Ia pun mengingatkan kontraktor untuk terus fokus memenuhi target penyelesaian konstruksi, tanpa perlu memikirkan kapan para pekerja asal China kembali.

Chandra menambahkan kekhawatiran terbesar dalam menghadapi mewabahnya virus corona adalah terkait material yang harus diimpor dari China. Material-material yang dibutuhkan itu berhenti produksinya seiring dengan perkembangan penyebaran virus corona di China.

Material itu di antaranya yang tahan air (waterproof material) hingga water stop yang cukup banyak dibutuhkan untuk proses pembangunan kereta cepat. "Material kalau kita input dari sana, misal pabriknya belum hidup juga, otomatis kita harus tetap lanjut. Memang sudah ada material yang kebetulan stoknya habis, kalau nggak ada lagi kita cari ke negara lain," katanya.

Secara terpisah, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta para pihak terkait tetap fokus mengerjakan konstruksi pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung agar bisa memenuhi target operasi pada 2021 mendatang. "Tidak ada masalah, justru ini kalau bisa kita ingin lebih cepat," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement