Jumat 21 Feb 2020 06:21 WIB

Menperin Paparkan 5 Strategi Percepat Pertumbuhan Industri

Diharapkan, melalui kinerja industri gemilang, bisa mendongkrak perekonomian nasional

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Gita Amanda
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan lima strategi untuk mempercepat pertumbuhan sektor industri. Diharapkan, melalui kinerja industri gemilang, bisa mendongkrak perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat.

“Langkah pertama, koordinasi pembangunan industri dengan kementerian dan lembaga terkait lain,” tuturnya ketika Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Kamis,(20/2). Upaya tersebut, kata dia, meliputi dua aktivitas utama, yaitu penjaminan pemenuhan kebutuhan bahan baku dan bahan penolong bagi industri manufaktur. 

Strategi ini, lanjutnya, melibatkan Kementerian Perdagangan, Kementerian ESDM, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Keuangan, serta Kementerian BUMN. “Selain itu, kami melakukan koordinasi untuk mendapatkan dukungan fiskal dan pembiayaan sektor industri,” ujarnya.

Langkah kedua, kata dia, implementasi program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), di antaranya melalui optimalisasi belanja modal pemerintah pusat dan BUMN dan pengaturan impor produk yang sudah bisa diproduksi dalam negeri. Kemudian pengenaan sanksi bagi yang melanggar ketentuan terhadap kewajiban penggunaan produk dalam negeri.

“Ketiga, penguatan ekspor dan substitusi impor, di antaranya melalui diversifikasi industri unggulan untuk ekspor, membuka secara agresif pasar-pasar baru untuk produk industri. Lalu melakukan pendekatan terhadap prinsipal-prinsipal otomotif di Indonesia untuk menjadikan Indonesia basis ekspor,” papar Agus.

Selanjutnya, mendorong investasi pabrik-pabrik komponen di negara-negara yang menjadi target ekspor baru, serta memastikan penyelesaian impor bahan baku khususnya impor limbah non-B3. Jurus keempat, yakni mendorong investasi di sektor industri, yang meliputi perbaikan kemudahan perizinan, promosi investasi, dan fasilitasi pemberian insentif investasi. 

“Selama lima tahun ke depan, kami telah mengidentifikasi rencana investasi sektor industri sebanyak 81 proyek. Dengan nilai total Rp 921 triliun dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 125 ribu orang,” jelasnya.

Strategi kelima, lanjut Agus, yaitu penguatan daya beli masyarakat, sehingga dapat meningkatkan konsumsi produk dalam negeri. Di antaranya melalui menurunkan besaran Down Payment (DP) untuk produk pembelian mobil dan motor, mempercepat penyaluran dana bantuan sosial ke masyarakat, serta meningkatkan utilisasi industri dalam rangka penciptaan lapangan kerja.

Menperin optimistis, bila jurus jitu tersebut terlaksana dengan baik, target pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 5,3 persen pada 2020 bisa tercapai. Sementara itu, kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dibidik hingga 17,8 persen sepanjang tahun ini. Berikutnya, kontribusi ekspor produk industri terhadap ekspor nasional akan mencapai 72,2 persen pada 2020.

“Pada 2019, nilai investasi industri pengolahan nonmigas mencapai Rp 215,9 triliun dan tenaga kerja industri pengolahan nonmigas sebanyak 18,87 juta orang. Industri pengolahan nonmigas skala besar dan sedang tumbuh sebanyak 1.476 unit, sedangkan industri kecil tumbuh sebanyak 7.986 unit. Sementara itu, kawasan industri yang sudah terbangun sebanyak 14 kawasan,” jelas Agus.

Pada hasil kesimpulan raker tersebut, Komisi VI DPR mendukung strategi pembangunan industri yang diusulkan oleh Kemenperin. Raker dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Arya Bima Wikantyasa. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement