Kamis 20 Feb 2020 16:28 WIB

Indonesia Berpotensi Dorong Ekonomi Sirkular

Indonesia sangat cocok untuk menerapkan ekonomi sirkular.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Presiden Direktur PT SCG Indonesia Pathama Sirikul berpose untuk Republika di sela-sela wawancara bincang bisnis di kantor Republika, Jalan Warung Buncit, Jakarta, Kamis (16/1).
Foto: Thoudy Badai_Republika
Presiden Direktur PT SCG Indonesia Pathama Sirikul berpose untuk Republika di sela-sela wawancara bincang bisnis di kantor Republika, Jalan Warung Buncit, Jakarta, Kamis (16/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu perusahaan konglomerasi di ASEAN yakni Siam Cement Group (SCG) hari ini menginisiasi pertemuan para pemimpi organisasi global dan kalangan pemerintahan dalam forum SCG Sustainable Development Symposium Indonesia 2020. Preident Director of PT SCG Indonesia Pathama Sirikul mengatakan Indonesia sangat cocok untuk menerapkan ekonomi sirkular.

"Indonesia dengan penduduknya besar di Asia, posisinya sangat strategis mendorong ekonomi sirkular," kata Pathama dalam konferensi pers di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta, Kamis (20/2).

Baca Juga

Dia menilai pemerintah Indonesia juga saat ini sudah menyadari pentingnya implementasi ekonomi sirkular untuk kehidupan dan perkembangan berkelanjutan. Sebab, kata Pathama, untuk mengatasi permasalahan sampah di Indonesia yang semakin berkembang membutuhkan solusi yang diatasi secara bersama.

"Dengan ekonomi sirkular, maka akan didasarkan pada prinsip pemanfaatan kembali untuk memaksimalkan nilai ekonomi dari barang-barang sisa konsumsi," jelas Pathama.

Sementara itu, Presiden sekaligus CEO SCG Roongrote Rangsiyopash yakin ekonomi sirkular memegang peran penting dalam mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan. Roongrote mengatakan hal tersebut dapat mencakup sektor ekonomi, sosialm, dan lingkungan.

Untuk itu, Roongrote mendorong agar adanya kolaborasi dari semua pihak untuk menerapkan konsep ekonomi sirkular. Sebagai salah satu negara terkuat dari sisi ekonomi, posisi Indonesia sangat strategis untuk menjadi pendorong praktik ekonomi sirkular bahkan untuk level dunia," ungkap Roongrote.

Saat menghadiri simposium tersebut, Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam mengakui permasalahan sampah semakin berkembang. Khayam mengatakan hal tersebut perlu diatasi diatasi bersama.

Khayam menuturkan salah satu pendekatan pengelolaan sampah nasional yakni ekonomi sirkular. "Ini dengan konsep yang didasarkan pada pemanfaatan kembali untuk memaksimalkan nilai ekonomi," ujar Khayam.

Khayam mengatakan dengan penerapan sirkular ekonomi, sumber daya yang tersedia akan terus dimanfaatkan melalui penggunaan material yang terus berputar. Sehingga, kata Khayam, untuk selanjutnya dapat digunakan secara terus menerus.

Salah satu wujud penerapan sirkular ekonomi dalam pengelolaan sampah yakni bisnis daur ulang. "Ini telah lama dikenal di Indonesia seperti plastik, kertas, tekstil, dan logam telah berkontribusi  dalam sirkular ekonomi," ungkap Khayam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement