Kamis 20 Feb 2020 14:54 WIB

PLN dan Pupuk Indonesia Siap Serap Gas Blok Masela

PLN fokus pada penurunan biaya pokok penyediaan, terutama biaya bahan bakar.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Seorang petugas berada di dekat tangki bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas dan Uap (PLTMGU) Lombok Peaker di Tanjung Karang, Ampenan, Mataram, NTB, Senin (18/11/2019).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Seorang petugas berada di dekat tangki bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas dan Uap (PLTMGU) Lombok Peaker di Tanjung Karang, Ampenan, Mataram, NTB, Senin (18/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Pupuk Indonesia siap menyerap produksi gas dari Lapangan Abadi, Blok Masela. Kesiapan dua BUMN ini ditandai dengan penandatanganan MoU dengan Inpex Masela Ltd selaku operator Blok Masela, Rabu (19/2) malam.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengungkapkan, salah satu fokus PLN ke depan adalah Menurunkan BPP (Biaya Pokok Penyediaan) dan seperti yang kita ketahui bersama, biaya yang mempengaruhi BPP (Biaya Pokok Penyediaan) tertinggi adalah biaya bahan bakar.

"Kondisi saat ini, harga gas (LNG) yang lebih murah dibandingkan BBM memungkinkan PLN untuk meningkatkan efisiensi pada penyediaan bahan bakar dengan mengkonversi energi yang mahal (BBM) ke energi yang lebih murah, khususnya dalam kerjasama ini adalah konversi BBM menjadi Gas (LNG)," ujar Zulkifli di Jakarta, Rabu (19/2) malam.

Direktur Pengadaan Strategis II PLN Djoko Rahardjo Abumanan menjelaskan nantinya PLN akan menyerap sekitar 2 hingga 3 juta ton produksi LNG dari Lapangan Abadi. Djoko menjelaskan pasokan LNG ini salah satunya adalah untuk memenuhi 52 pembangkit gas yang dimiliki oleh PLN.

"Kami sejauh ini mendapatkan pasokan dari Bontang dan Tangguh. Tapi ini kan buat jangka panjang pasti kan pasokannya butuh penambahan. Nah, salah satunya dari Blok Masela ini," ujar Djoko.

Djoko merinci untuk kebutuhan LNG sendiri per tahunnya PLN menyerap 55-56 kargo LNG. Saat ini, pasokan dari Bontang sebesar 17 kargo LNG, sisanya dari Tangguh. Untuk bisa menjamin pasokan gas, maka PLN berkomitmen untuk menyerap produksi gas dari Lapangan Abadi ini.

Tak hanya PLN, PT Pupuk Indonesia juga berkomitmen untuk menyerap gas alam dari Lapangan Abadi. Rencana ini juga sejalan dengan rencana perusahaan yang hendak membangun pabrik petrokimia di sekitar lapangan abadi. 

 

Untuk bisa menjamin pasokan gas tersebut, Menteri ESDM, Arifin Tasrif berharap pihak Inpex bisa segera menyelesaikan pembangunan fasilitas gas ini. Ia berharap Inpex bisa mengoperasikan Lapangan Abadi ini lebih cepat dari target, yaitu pada 2026 mendatang.

"Kami berharap Inpex bisa segera mengoperasikan Lapangan Abadi. Targetnya sih kan 2027. Tapi kalau bisa lebih cepat di 2026 mendatang," ujar Arifin Tasrif.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan penandatangan itu merupakan poin penting dalam Proyek LNG Abadi Masela. Pasalnya, penandatangan MoU tersebut menandakan target pemerintah untuk prioritaskan gas bagi Industri maju selangkah.

"Penyerapan gas oleh Pupuk Indonesia dan PLN menunjukkan komitmen pemerintah dan industri hulu migas untuk memprioritaskan permintaan gas dari dalam negeri sebagai upaya bersama untuk meningkatkan daya saing industri nasional untuk membangun perekonomian Indonesia yang berkelanjutan," ujar Dwi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement