Rabu 19 Feb 2020 15:33 WIB

Mentan Ajak Konsumsi Pangan Lokal, Kurangi Makanan Instan

Pola hidup sehat dapat dilakukan dengan menghidupkan pangan lokal di tiap wilayah.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengajak masyarakat Indonesia untuk menggemari makanan lokal yang diproduksi dari kebun-kebun di Indonesia.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengajak masyarakat Indonesia untuk menggemari makanan lokal yang diproduksi dari kebun-kebun di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengajak masyarakat Indonesia untuk menggemari makanan lokal yang diproduksi dari kebun-kebun di Indonesia. Ia mengatakan, langkah itu perlu dikampanyekan mengingat masyarakat makin terbiasa dengan makanan instan.

"Membiasakan diri pada makanan lokal tidak mudah karena sudah menjadi bagian dari pola hidup dan permainan dunia bisnis. Namun, makanan instan itu jika terus dikonsumsi akan berdampak pada penurunan kesehatan," kata Syahrul dalam keterangannya, Rabu (19/2).

Baca Juga

Syahrul mengatakan, sebagai pemerintah pihaknya harus bisa membangun konsep untuk mengatasi masalah yang terjadi pada minat mengkonsumsi pangan lokal. Konsep yang dimaksud pada intinya adalah membangun kesadaran bersama akan pentingnya konsumsi makanan lokal yang ada di seluruh Indonesia.

"Konsep ini bisa dijalankan melalui kelembagaan Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang ada di setiap Kecamatan," ujarnya.

Nantinya, kata Syahrul, Komando ini secara tidak langsung akan mengubah pola hidup masyarakat melalui gerakan penyuluh yang ada di tiap desa. Meski demikian, upaya tersebut belum cukup maksimal jika tidak dikerjakan secara bersama-sama.

"Kami percaya, pola hidup buruk bisa kita lawan dengan mendorong diservikasi pangan dan mencoba menghidupkan pangan-pangan lokal di setiap wilayah. Kemudian kita harus berani mencoba membangun home industri pertanian disetiap kecamatan melalui Kostratani," katanya.

Untuk itu, Syahrul berharap kelembagaan Kostratani dan program mengatasi rentan pangan mendapat dukungan dari semua pihak. Dengan begitu, masyarakat akan mulai mengurangi konsumsi makanan instan.

"Kami punya kelompok tani di 70 ribu desa dan puluhan ribu penyuluh. Ini semua harus menjadi ujung tombak, dengan bantuan para dokter dan puskesmas. Saya percaya kalo puskesmas turun tangan maka pola hidup sehat ini juga akan sampai ke desa-desa," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement