REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adaro Energy, Tbk mentargetkan pada tahun ini tambang Kestrel di Australia akan menambah produksi batu bara perusahaan. Penambahan produksi tambang Kestrel ini akan menambah jumlah keseluruhan produksi perusahaan.
Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi Thohir menjelaskan pada 2020 tambang Kestrel akan memproduksi sebesar 7,2 juta ton. Peningkatan produksi ini sejalan dengan permintaan pasar atas batu bara kalori tinggi yang menjadi minat baru pasar batu bara.
"Pada tahun ini Kestrel akan menyumbang produksi sebesar 7,2 juta ton," ujar Garibaldi, Selasa (18/2).
Pada tahun lalu, tambang Kestrel pun mempunyai produksi yang cukup baik. Produksi tambang kestrel pada 2019 kemarin mencapai 6,76 juta ton atau tumbuh 42 persen jika dibandingkan 2018.
Penjualan batu bara Kestrel pada tahun 2019 terutama ditujukan ke negara-negara produsen baja di Asia, yang dipimpin India. "Kestrel juga dapat mencatat rekor tertinggi volume penambangan batu bara run-of-mine (ROM) dalam tambang bawah tanah. Di sisi lain, total penjualan batu bara tahun 2019 mencapai 6,55 metrik ton," ujar Garibaldi.
Angka produksi dan penjualan tersebut mewakili kepemilikan 100 persen dimana Adaro memegang kepemilikan 47,99 persen di Kestrel Coal Resources Pty. Ltd. yang memegang kepemilikan 80 persen atas Kestrel Coal Joint Venture.