Senin 17 Feb 2020 15:25 WIB

Fokus Transformasi Digital, Laba Mandiri Syariah Meroket

Kenaikan laba Mandiri Syariah ditopang pendapatan margin dan fee based income

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Teller menghitung uang di Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) Kantor Cabang Mayestik, Jakarta, Rabu (30/10). Mandiri Syariah membukukan laba bersih sebesar Rp 1,28 triliun per Desember 2019, naik 110,68 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Teller menghitung uang di Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) Kantor Cabang Mayestik, Jakarta, Rabu (30/10). Mandiri Syariah membukukan laba bersih sebesar Rp 1,28 triliun per Desember 2019, naik 110,68 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Transformasi digital mendongkrak kinerja Mandiri Syariah tahun 2019. Perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp 1,28 triliun per Desember 2019, naik 110,68 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Indikator bisnis Mandiri Syariah secara keseluruhan seperti aset, dana pihak ketiga, pembiayaan dengan kualitas baik, margin, serta fee based income naik signifikan. Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari menyampaikan kenaikan laba ditopang pendapatan margin dan fee based income yang antara lain disumbang dari transformasi bisnis digital.

Baca Juga

Pembiayaan Mandiri Syariah tumbuh 11,50 persen, semula Rp 67,75 triliun per Desember 2018 menjadi Rp 75,54 triliun per Desember 2019. Pembiayaan Segmen Konsumer meliputi pembiayaan Kendaraan Berkah, Griya Berkah, Pensiun Berkah dan Mitraguna Berkah.

Dari seluruh produk tersebut, Kendaraan Berkah mencatatkan pertumbuhan tertinggi dengan kenaikan 84,53 persen dari Rp 1,54 triliun per Desember 2018 menjadi Rp 2,85 triliun per Desember 2019.  Toni menyampaikan pertumbuhan pembiayaan tersebut disertai perbaikan kualitas yang terjaga baik.

Indikator penurunan NPF Net sebesar 56 basis poin (bp) dari 1,56 persen per Desember 2018 menjadi 1,00 persen per Desember 2019. Sementara, NPF Gross turun 84 bp dari 3,28 persen di Desember 2019 menjadi 2,44 persen per Desember 2019.

Pertumbuhan pembiayaan memberikan kontribusi positif pada pertumbuhan pendapatan margin bagi hasil bersih yang tumbuh 6,95 persen (yoy) semula Rp 4,93 triliun per Desember 2018 menjadi Rp 5,27 triliun per Desember 2019. Sementara fee based income meningkat 17,69 persen dari Rp 1,60 triliun per Desember 2018 menjadi Rp 1,89 triliun per Desember 2019.

Sementara itu, Direktur Finance, Strategy and Treasury Mandiri Syariah Ade Cahyo Nugroho, mengungkap sampai dengan Desember 2019 dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun Mandiri Syariah tumbuh 14,10 persen dari Rp 87,47 triliun per Desember 2018 menjadi Rp 99,81 triliun pada Desember 2019. Dari total dana tersebut, porsi low cost fund mencapai 54,38 persen.

"Pertumbuhan low cost fund tersebut ditopang oleh Tabungan yang naik 13,49 persen dari semula Rp 35,07 triliun per posisi Desember 2018 menjadi Rp 39,80 triliun per posisi Desember 2019," katanya, Senin (17/2).

Perolehan DPK menjadikan aset Mandiri Syariah per akhir Desember 2019 mencapai Rp 112,29 triliun atau naik 14,19 persen dari Desember 2018 yang sebesar Rp 98,34 triliun. Atas pencapaian seluruh indikator bisnis diatas, Mandiri Syariah mencatatkan kenaikan signifikan pada rasio laba terhadap ekuitas (return on equity/ROE) di level 15,65 persen per Desember 2019.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement