REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menunjuk PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) atau Bahana sebagai induk dari holding BUMN untuk perasuransian dan penjaminan. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan alasan pemilihan Bahana sebagai induk yang akan memimpin BUMN lain seperti PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) dan Jasa Raharja sebagai anggota holding.
Menurut Arya, Bahana sebagai perusahaan investasi telah memiliki pengalaman dalam mengatasi persoalan-persoalan investasi. "Bahana sudah terbiasa juga dengan yang namanya risk management, makanya kita pilih dia sebagai (induk) holding," ujar Arya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (13/2).
Arya menyampaikan faktor risk management atau manajemen risiko amat penting bagi sebuah perusahaan demi menjaga prinsip kehati-hatian dalam menempatkan investasi. Arya menyebutkan seluruh anggota holding nantinya harus mendapatkan persetujuan dari holding saat hendak melakukan investasi. Arya menilai langkah ini merupakan upaya menjaga manajemen risiko agar tidak terulang kembali kasus yang menimpa Jiwasraya.
"Harus ada persetujuan holding apabila asuransi yang ada di (holding) BUMN misalnya mau investasi saham mana agar tidak ada lagi kesalahan-kesalahan seperti yang dilakukan Jiwasraya," ucap Arya.
Arya menambahkan pergantian sejumlah direksi di tubuh Bahana beberapa waktu lalu juga upaya yang diambil Kementerian BUMN dalam mempersiapkan holding asuransi. Arya menyampaikan kehadiran direksi baru sudah disesuaikan dengan bisnis yang akan diemban Bahana selaku induk holding ke depan.
"Ini penguatan karena disesuaikan dengan bisnis barunya ke depan," kata Arya.
Arya juga mengatakan akan menjelaskan secara konkret mengenai kontribusi holding asuransi sebagai salah satu upaya penyelamatan Jiwasraya.