REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah saat ini belum bisa memastikan potensi kerugian yang diakibatkan akibat virus corona baru dari Wuhan atau Covid 19. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama mengatakan hal tersebut belum bisa diperkirakan karena saat ini masih mengantisipasi penyebaran virus corona.
“Karena ini kan masih bergerak ya, kita bisa tahu ruginya berapa kalau corona udah berhenti,” kata Wishnutama usai diskusi bersama dengan maskapai di Gedung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Rabu (12/2).
Wishnutama menuturkan jika dirata-rata dalam setahun wisatawan dari China sebanyak dua juta orang. Angka tersebut bisa menjadi perbandingan jika penerbangan dari dan ke China ditutup makan kerugian bisa saja bisa mencapai 2,8 miliar dolar AS.
Meskipun begitu, Wishnutama menuturkan dari Februari hingga Maret merupakan periode booking. “Orang-orang booking untuk liburan musim panas, ini juga akan punya dampak. Kalau misalnya korona ini April selesai, itu akan imbasknya ke summer holiday,” jelas Wishnutama.
Untuk itu, dia menegaskan penghitungan dampak kerugian karena corona tidak sederhana. Dengan total banyaknya wisatwan China di Indonesia sebanyak dua juta orang, nantinya menurut Wishnutama tinggal dihitung berapa lama antisipasi corona dan dampak setelah virus corona selesai.
Selain itu, Wishnutama menilai juga akan ada menurunnya tren keinginan seseorang untuk berwisata. Selain itu hub penerbangan seperti Singapura dan Hong Kong juga menurutnya ada kecenderungan sepi wisatawan.
Di sisi lain, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengharapkan virus corona tidak akan berlangsung lama agar dampak tak terlalu buruk bagi pariwisata dan aspek lainnya. “Mudah-mudahan nggak satu tahun lah,” ujar Budi.