Rabu 12 Feb 2020 19:52 WIB

Kemenkop Dorong Usaha Menengah Lakukan Ekspor

Jumlah pelaku usaha menengah di Indonesia mencapai 60.702 unit usaha.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Seorang pengunjung memilih berbagai suvenir kerajinan tangan yang dipajang pada pameran produk usaha kecil menengah (UKM). ilustrasi
Foto: Antara
Seorang pengunjung memilih berbagai suvenir kerajinan tangan yang dipajang pada pameran produk usaha kecil menengah (UKM). ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) fokus mendampingi sekaligus mendorong pelaku usaha skala menengah agar naik kelas. Dengan begitu bisa masuk ke pasar ekspor.

Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Victoria Simanungkalit dalam mengatakan, sasaran strategis kementerian yakni usaha menengah berbasis sektor riil dan berskala ekonomi melalui sinergi lintas stakeholder. Ia menyebutkan, jumlah pelaku usaha menengah di Tanah Air mencapai 60.702.

Baca Juga

“Dari jumlah tersebut, total kontribusi ekspornya sebesar 10,85 persen,” kata Victoria di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu, (12/2). Ia menjelaskan, usaha menengah yang dimaksud yaitu beromzet Rp 2,5 miliar hingga Rp 50 miliar lalu asetnya Rp 500 juta lebih sampai Rp 10 miliar.

Kementerian, lanjutnya, akan menerapkan strategi high touch untuk skala usaha menengah. Di antaranya dengan melakukan market driven atau market intelijen, bekerja sama Kementerian Luar Negeri serta Kementerian Perdagangan.

“Kami akan melakukan kurasi champion dengan melibatkan asosiasi profesi, komunitas kreatif, local brand activist, dan akun media sosial,” kata dia.

Di sisi lain, kata Victoria, juga melakukan digitalisasi UMKM, baik dari sisi proses bisnis maupun akses pasar, kemudian memperluas creative space di daerah, serta membuka channel distribusi seperti horeka, mall, dan marketplace.

Dilakukan pula scalling up dan internasionalisasi produk UKM melalui dukungan trading house, standardisasi, sertifikasi internasional, serta investasi atau Initial Public Offering (IPO). “Hal yang tak kalah penting lainnya yakni memobilisasi experties menjadi mentor UKM dalam pengembangan usaha dan mengembangkan factory sharing berbasis value chain,” tuturnya.

Pada kesempatan sama SVP Micro Development & Agent Banking PT Bank Mandiri Tbk. Zedo Faly mengatakan, dukungan sektor perbankan terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sudah semakin besar. Baik dari sisi akses permodalan, insentif bunga kredit, maupun perlakuan khusus atau insentif dalam proses persetujuan pengajuan kredit.

Perbankan kini kata dia, juga semakin memandang UMKM sebagai segmen pasar yang prospektif. Maka bank-bank mulai menyasar segmen ini.

Direktur Ritel Sarinah Lies Permana Lestari menambahkan, perusahaannya membuka peluang kepada lebih banyak pelaku UMKM untuk memanfaatkan Sarinah sebagai jendela UMKM Indonesia. Dengan begitu bisa menjadi etalase berbagai produk UMKM.

Ia pun menekankan pentingnya kurasi produk sebelum bisa masuk ke etalase Sarinah. Cara ini memicu pelaku UMKM supaya dapat menghasilkan produk yang senantiasa terjaga kualitas dan kuantitasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement