REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Sarinah telah melakukan ekspor produk Usaha Kecil Menengah (UKM) ke beberapa negara. Nilai ekspor tersebut tahun lalu sekitar 1,5 juta dolar AS.
"Belum banyak. Kami di Sarinah mulai lakukan itu, jadi nilainya baru 1,5 juta dolar AS," ujar Direktur Utama PT Sarinah Gusti Ngurah Putu Sugiarta Yasa kepada wartawan di Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, pada Senin, (10/2).
Salah satu produk UKM yang diekspor Sarinah yakni batik. "Ini kami one time export ke ASEAN, khususnya Myanmar dan Thailand, kita lakukan itu," kata Putu.
Sementara produk rutin yang diekspor yaitu furniture. Dari mulai ke Yunani, Spanyol, hingga Jerman. "Kami punya workshop di Cirebon. Kemarin juga dapat buyers dari Tunisia dan Amerika Serikat (AS)," ujarnya. Kini Sarinah tengah mengevaluasi berbagai produknya.
Putu mengatakan, Indonesia patut bangga, karena produk dengan brand Sarinah dikenal di Luar Negeri. "Mereka bangga dengan produk rotan kita, dulu kita kirim rotan ke batangan, sekarang rotannya sudah berbentuk furniture menarik," jelasnya.
Sarinah menargetkan menambah negara tujuan ekspor, di antaranya AS. "Kami sekarang lagi coba ajak UKM-UKM kita membangun proses produksi lebih efisien supaya nantinya satu kontainer bisa muat barang lebih banyak," ujar dia.
Ada beberapa produk yang akan coba dikirim ke AS. "Pertama furniture. Kedua, ada beberapa permohonan dari beberapa produk makanan seperti kripik-kripik. Selain itu produk UKM lagi diminati dan rempah-rempah," tutur Putu.