REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia adalah salah satu negara yang mulai memasarkan Electric Vehicle (EV). Semakin hari, peminat EV di Negeri Kangguru itu pun semakin tinggi. Bahkan, penjualan EV pada 2019 naik signifikan dibanding 2018.
Dilansir dari Car Advice pada Senin (10/2), peningkatan pada 2019 bahkan mencapai tiga kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Berdasar data Electric Vehicle Council, total penjualan EV dan Plug-in Hybrid Electic Vehicle (PHEV) pada 2019 adalah sekitar 6.700 unit.
Pada 2018, penjualan untuk produk dengan teknologi itu hanya sekitar 2.200 unit. Di satu sisi, hal yang berkebalikan justru terjadi pada mobil dengan mesin konvensional.
Karena, sepanjang 2019, penjualan mobil dengan bahan bakar bensin dan diesel mengalami penurunan hingga 8 persen. Total penjualan pada 2019 pun jadi penjualan terendah di Australia sejak 2011.
CEO Electric Vehicle Council, Behyad Jafari menilai, peningkatan penjualan EV ini adalah hal yanh cukup baik mengingat pemerintah Australia belum memberikan dukungan dan insentif untuk mobil “hijau” ini.
“Tapi, total porsi penjualan EV masih relatif kecil dibandingan di Eropa dan Cina. Penjualan EV di Australia total hanya memberi kontribusi 0,6 persen dari total penjualan mobil,” kata Jafari.
Padahal, penjualan EV di Eropa telah menyumbang porsi 3,8 persen dan di Cina telah mencapai 4,7 persen. Tapi, ia menilai itu adalah hal yang wajar karena pemerintah di Eropa dan Cina telah memberikan insentif bagi pembelian EV.
Ia yakin, jika pemerintah Australia juga memberikan insentif, maka penjualan EV dapat menyentuh angka 50 ribu unit. “Insentif ini sangat penting demi dapat menekan polusi dan meminimalisir ketergantungan pada impor minyak,” ujarnya.
Di satu sisi, peningkatan penjualan yang telah terjadi ini membuatnya menilai bahwa masyarakat Australia memiliki kepedulian lingkungan yang cukup tinggi meski belum mendapat dukungan dari pemerintah. Ia menilai, masyarakat Australia juga cukup cepat dalam melakukan adaptasi terjadap teknologi terbaru.