Sabtu 08 Feb 2020 16:56 WIB

Turis China Dipulangkan, AP I Sediakan Fasilitas Khusus

Fasilitas khusus diberikan untuk meminimalisir kontak dengan penumpang lainnya

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Gita Amanda
Petugas berada di dekat pesawat maskapai China Southern Airlines tujuan Guangzhou, China, di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Selasa (4/2/2020).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Petugas berada di dekat pesawat maskapai China Southern Airlines tujuan Guangzhou, China, di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Selasa (4/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sabtu (8/2), pemerintah China menjemput para wisatawan yang masih berada di Bali melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai nenggunakan pesawar charter. Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) I (Persero), Faik Fahmi, memastikan dalam proses tersebut disediakan fasilitas khusus. 

Faik mengatakan fasilitas khusus diberikan untuk meminimalisir kontak dengan penumpang lainnya. "Di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, kami menyediakan fasilitas khusus seperti konter check-in khusus di Island D dan diarahkan ke gate keberangkatan 1B dan C," kata Faik, Sabtu (8/2). 

Dia memastikan AP I juga menyediakan isolated parking stand di apron sebelah barat. Faik mengatakan AP I juga menyediakan area khusus di terminal  ketika melakukan pemberangkatan turis China ke negara asalnya untuk menghindari kontak dengan penumpang lain.

"Kami sediakan ruangan khusus bagi turis China untuk dilakukan pemeriksaan suhu tubuh dan kondisi kesehatan lainnya," tutur Faik. 

Pemerintah China menjemput warganya di Bali dengan menggunakan pesawat charter China Eastern yang mendarat di Bali pukul 12.20 WITA. Pesawat juga diberangkatkan kembali pukul 14.11 WITA dengan membawa total 61 penumpang yang terdiri dari 49 orang dewasa dan 16 anak-anak.

Sebelum naik ke pesawat, kata Faik, turis Cina tersebut diperiksa suhu tubuhnya oleh personel Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. Faik memastikan KKP tidak mengizinkan penumpang berangkat jika suhu tubuhnya di atas 38 derajat celcius. 

Faik menuturkan berdasarkan informasi KKP, kru dan dokter yang dibawa di dalam pesawat charter tidak diperkenankan turun pesawat. Dia mengatakan KKP tetap akan melakukan disinfeksi di dalam pesawat selama 20 menit kepada kru dan tim medis termasuk bagasi kru dan bagasi tercatat di lambung pesawat. 

"Namun jika memang secara SOP medis dari Pemerintah China harus memeriksa penumpang tersebut seperti yang dilakukan di Thailand, Jepang, Malaysia, maka pemeriksaan dilakukan di luar pesawat (apron)," ungkap Faik. 

Sebelumnya, Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyetujui izin terbang pesawat dari China untuk menjemput warga negaranya yang masih berada di Bali. Persetujuan tersebut diterbitkan setelah melakukan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri karena penerbangan tersebut nonkomersial.

“Kemenhub telah menerbitkan persetujuan Penerbangan Irreguler dari Guangzhou-Denpasar-Wuhan untuk guna mengangkut warga negara Cinayang berada di Bali,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub Heri Angkasawan, Sabtu (8/2). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement