Kamis 06 Feb 2020 06:46 WIB

Industri Farmasi Indonesia Tetap Impor Bahan Baku dari China

Sejumlah bahan baku obat sudah bisa diperoleh dari dalam negeri

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir (kiri) bersama Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo (kanan) memberikan keterangan terkait holding BUMN farmasi di Jakarta, Rabu (5/2).
Foto: Republika/Prayogi
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir (kiri) bersama Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo (kanan) memberikan keterangan terkait holding BUMN farmasi di Jakarta, Rabu (5/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Virus corona yang masih menyebar di China membuat pemerintah Indonesia menghentikan sementara impor pangan dari Negeri Tirai Bambu tersebut. Penerbangan dari dan ke China pun ditutup sampai waktu yang belum ditentukan.

Meski begitu, sampai hari ini industri farmasi tidak menghentikan impor bahan bakunya dari China. "Impor jalan terus karena kita belum punya semuanya (bahan baku), tapi bisa kita kurangi," ujar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir kepada wartawan di Jakarta, Rabu, (5/2).

Baca Juga

Ia menjelaskan, industri akan mengurangi impor bahan baku dari China. Terutama untuk bahan baku obat yang sudah ada di Indonesia.

"Misalnya bahan baku obat kolesterol kita kurangi karena sudah punya. Lalu bahan baku diabetes juga, tapi lainnya kita masih butuh," kata dia.

Honesti menjelaskan, saat ini bahan baku obat kolesterol dan diabetes sudah mulai dibuat oleh Kimia Farma. "Kedua bahan baku itu kita eksekusi dulu, karena kita lihat mana yang paling tinggi kebutuhannya di Indonesia," ujar Honesti.

Ke depannya, pelaku industri akan mengembangkan bahan baku lainnya. Hanya saja tahun ini fokus pada bahan baku obat diabetes, kolesterol, serta kosmetik.

Terkait kebijakan penghentian sementara impor pangan China, menurut Honesti wajar, sebab bertujuan mencegah penyebaran corona. "Mereka takut gangguan pengirimannya ada tumpangan dari virus itu sendiri, saya pikir orang lagi kondisi panik, tapi tindakan yang pemerintah lakukan, saya rasa bisa diatasi," ujar Honesti.

Perlu diketahui, sebanyak 90 persen kebutuhan bahan baku farmasi Indonesia dipenuhi lewat impor. Sekitar 60 persen di antaranya merupakan impor dari China.

"Bahan baku yang masuk nggak langsung kita gunakan. Nanti ada proses di-check lagi," katanya.

Sebagai informasi, pada akhir Januari lalu, holding BUMN Farmasi telah dibentuk. Bio Farma lalu ditunjuk menjadi induk holding itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement