Rabu 05 Feb 2020 10:45 WIB

Misi Dagang Jatim di Sumut Catatkan Transaksi Rp 474 Miliar

Nilai Rp 474 miliar pada misi dagang diperoleh dari 54 transaksi dagang.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolanda
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengawali rangkaian misi dagang 2020 di provinsi Sumatera Utara pada Selasa (4/2).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengawali rangkaian misi dagang 2020 di provinsi Sumatera Utara pada Selasa (4/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengawali rangkaian misi dagang 2020 di provinsi Sumatera Utara pada Selasa (4/2). Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin langsung misi dagang yang merupakan pertama kalinya di 2020 tersebut. Misi dagang di Sumut mencatatkan transaksi sebesar Rp 474,5 miliar.

"Capaian tersebut naik Rp 60,5 miliar melampaui capaian misi dagang sebelumnya. Pada penutupan berhasil dibukukan perolehan sebesar Rp 474,5 miliar dari 54 transaksi," ujar Khofifah melalui siaran pers, Rabu (5/2).

Khofifah menyampaikan, pertemuan semacam ini merupakan ajang yang diharap bisa meningkatkan sinergitas, dan bisa memberi penguatan kepada perekonomian daerah untuk tumbuh secara inklusif. Pertumbuhan ekonomi yang inklusif tersebut disebutnya bisa sejalan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat luas. 

"Mudah-mudahan semuanya akan memberikan sinergitas dan win-win profit antara Jatim dan Sumut, termasuk di dalamnya adalah trader dan buyer dari kedua provinsi," ujar Khofifah. 

Khofifah menuturkan, langkah penguatan melalui misi dagang adalah bentuk jawaban kesiapan Indonesia, khususnya masing- masing provinsi dalam menghadapi perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang tengah berlangsung saat ini. Dia mengingatkan semua pelaku usaha akan kemampuan yang sesungguhnya dimiliki Indonesia, jika bisa bersinergi.

“Kita memiliki kekuatan energi, sumber daya alam, sumber daya manusia, dan kekuatan jaringan yang luar biasa, penduduk yang cukup besar, jika kita saling silaturahim. Melalui bussines meeting dan bussines matching tentu akan menjadi penguatan persaudaraan dan persatuan yang memiliki dampak ekonomi yang besar pula,” kata Khofifah.

Gubernur perempuan pertama di Jatim itu mengungkapkan, pihaknya sudah merencanakan delapan misi dagang ke beberapa wilayah lain di Indonesia pada 2020. Diawali dengan Sumatera Utara, dilanjutkan Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Sulawesi, Kalimantan, serta beberapa wilayah lainnya.

“Kita berharap tahun ini delapan kali misi dagang minimum. Saya berharap melalui PAPBD kita masih bisa menambah tiga sampai lima titik lagi,” kata Khofifah

Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajeksakh sepakat, melalui misi dagang, kedua provinsi bisa saling mengetahui kelebihan dan kebutuhan daerah masing-masinh. Seperti pada komoditi daging sapi yang diakuinya Sumut masih melakukan impor dari Australia. Melihat kondisi daging sapi di Jawa Timur yang dinyatakan surplus, tidak menutup kemungkinan Sumut menggantinya dari Jawa Timur.

Musa pun menyambut baik diselenggarakannya misi dagang, yang diharapkannya bisa mendongkrak semangat para pebisnis dari dua provinsi. "Dengan kerja sama antar kedua pemerintah, semoga dapat meningkatkan nilai perdagangan  antara  Sumatera Utara dan Jawa Timur," kata Musa.

Pada misi dagang tersebut, terdapat 147 pelaku usaha yang dipertemukan. Terdiri dari 31 pelaku usaha asal Jatim dan 116 pelaku usaha asal Sumut. Adapun komoditas yang diperjualbelikan di antaranya adalah benih kentang, bibit bawang putih, lensa kacamata, beras, gula, bobit sengon, garam, wortel, pupuk, benih bawang merah, bawang putih, briket arang organik, kemenyan, bola lampu, alas kaki, kopra, daging sapi, telur ayam, kambing, besi beton, kopi, jahe, tepung mocav, manisan Bit, serbuk kulit kayu, kayu manis, pupuk borax, jahe merah, jahe gajah, briket batok, dan terasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement