REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Putra Rajawali Kencana Tbk resmi tercatat sebagai perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (29/1). Emiten berkode saham PURA ini masuk ke bursa saham melalui mekanisme penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO).
Direktur Utama PT Putra Rajawali Kencana Tbk, Ariel Wibisono, mengatakan menjadi perusahaan terbuka merupakan strategi perseroan dalam meningkatkan kapasitas armada dan tata kelola yang lebih baik. PURA mendapatkan izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 21 Januari 2020. Selama masa penawaran umum 22-23 Januari 2020, menurut Ariel, saham PURA mendapatkan respons tinggi dari investor.
"Seluruh saham yang ditawarkan dapat diserap dengan baik dengan mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 59,18 kali
dari jumlah saham yang ditawarkan untuk porsi pooling, jauh melebihi ekpektasi yang diharapkan oleh perseroan," kata Ariel.
Direktur PT Putra Rajawali Kencana Tbk, Yonathan Himawan Hendarto, melihat industri logistik masih dapat bertumbuh dengan baik beberapa tahun ke depan. "Perseroan juga senantiasa menjaga performa keuangan agar mulai 2024 dapat membagi dividen kepada para pemegang saham," kata Yonathan.
Untuk keperluan ini, PURA menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas, sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek. Head of Investment Banking PT UOB Kay Hian Sekuritas, Daud Gunawan, menilai potensi dan kebutuhan intra-logistik di Indonesia sangatlah tinggi, sehingga langkah strategis Perseroan untuk mendapatkan pendanaan dari bursa saham merupakan langkah yang tepat.
"Perseroan juga optimistis akan terus bertumbuh untuk menjadi terdepan dalam industri logistik B2B (Business to Business)," kata Daud.
Dengan perolehan dana hasil IPO, perseroan memproyeksikan pendapatan sekitar Rp 188 miliar dan Rp 268 miliar pada 2020 dan 2021. Sedangkan, untuk laba kotor pendapatan, perseroan memproyeksikan akan tumbuh sekitar 207 persen dan 54 persen pada 2020 dan 2021.
Untuk mencapai target tersebut, perseroan akan menjalankan beberapa strategi usaha ke depannya. Pertama, perseroan akan menambah jumlah armada. Kedua, perseroan akan menambahkan ekspansi pasar ke luar Jawa. Ketiga, perseroan akan meningkatkan penggunaan teknologi dalam angkutan jasa darat, serta penggunaan armada truk terbaru dan efisiensi biaya operasi.